Baru 11 Persen UMKM Pasarkan “Online”, Pemprov Jateng Gandeng “Unicorn”

  • 19 Jun
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Dinkop UKM) Provinsi Jateng mencatat, sekitar 11 persen UMKM dari sekitar 23.986 pelaku terdampak Covid-19, yang memasarkan produknya secara online. Agar seluruh pelaku UMKM memasarkan produknya via digital, maka pemprov menggandeng marketplace berlabel unicorn.
Kepala Dinkop UKM Provinsi Jateng, Ema Rachmawati, mengatakan, langkah tesebut merupakan salah satu upaya untuk membangkitkan ekonomi desa melalui sektor UMKM. Unicorn merupakan julukan kepada para startup yang telah memiliki nilai valuasi di atas 1 miliar dolar AS atau setara dengan Rp14,1 triliun.
“Ada sekitar 23.986 pelaku UMKM yang terdampak Covid-19.  Sekitar 11 persennya yang sadar pemasaran online,” katanya usai rapat pembahasan Rencana Aksi Pembangkitan Ekonomi Desa Pascapandemi Covid-19 Provinsi Jawa Tengah, di Gedung Gubernur B lantai 5 Kota Semarang, Jumat (19/6/2020).
Menurut Ema, pelaku UMKM yang sadar pemasaran online sebagian berasal dari pengusaha fesyen, makan dan minuman. Sedangkan yang masih jarang adalah pelaku usaha kerajinan tangan (handycraft). Padahal, pasar digital merupakan pasar besar.
“Yang sudah kita tanyakan ke e-commerce, omzetnya yang bisa naik 200 persen mereka yang ada di e-commerce,” ujar Ema.
Praktis, kata dia, mau tidak mau UMKM harus merambah pemasarannya melalui online. Pihaknya terus mendorong mereka agar mau ke arah sana. Meski begitu, kesadaran pelaku UMKM merambah  pada pemasaran online di provinsi ini mulai meningkat. Terbukti, setiap kali dilakukan pelatihan pemasaran online, banyak pelaku usaha yang ikut.
Beberapa pelatihan pemasaran online memang mampu menyedot pelaku UMKM untuk bergabung. Hal itu sebagai bentuk kreativitas dalam pemasaran di era kini, baik melalui e-commerce maupun melalui media sosial, seperti Facebook, Instagram, WhatsApp (WA), jejaring dan sejenisnya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengaku, untuk meningkatkan minat pelaku UMKM mau memasarkan produknya secara online, pihaknya telah berupaya keras. Seperti halnya mengundang pihak perusahaan startup berlabel unicorn.
“Pelatihannya (ke pelaku UMKM dan IKM) siapa? Oh , sudah. Kita sudah bekerjasama dengan marketplace mereka yang sudah unicorn. Terus mereka suruh melatih. Kemarin jalan tapi modelnya (aplikasi) Zoom,” katanya usai memimpin rapat tersebut.
Ganjar menjelaskan sebenarnya sejak Mei, beberapa sektor sudah mulai jalan sebagai upaya pembangkitan ekonomi desa. Ada sektor pertanian dalam arti luas, Industri Kecil Menengah (IKM), hingga pangan, kelautan, perkebunan, hortikultura dan sebagainya. Pihaknya mencoba membina mereka agar memiliki stimulan ekonomi, terutama untuk sektor yang terdampak Covid.
Menurut dia, untuk IKM ini sudah mereka gelindingkan, seperti membuat masker, hingga makanan. Pemerintah lantas membuat riset kecil. Hasilnya, ternyata pelaku usaha membutuhkan strategi pemasaran, serta cara menggunakan teknologi informasi.
Marketplace, terutama mereka bisa berdagang online, serta ingin diajari packaging,” ujarnya.
Namun secara keseluruhan, hampir semua mengeluh soal akses modal. Maka hari ini, pihaknya mempertemukan sejumlah pakar dari kalangan akademisi hingga dari Dinkop UKM Provinsi Jateng. Ternyata disimpulkan soal pentingnya pengelompokkan bisnis, kelompok usaha kecil, agar mereka bisa berbagi (sharing) satu sama lain.
“Tentu saja mereka butuh akses modal. Sehingga aksesnya itu nanti individual atau kelompok. Masing-masing bertanggung jawab atau mau diberikan dana yang bergulir. Nah, kita akan menyiapkan lagi nanti proses yang lebih tinggi lagi dari sisi regulasi dan akses yang dibutuhkan itu. Maka kita akan menjembatani. Akses modal, dari APBD bisa enggak. Kalau enggak bisa, dari perbankan, mana yang KUR. Oke klumpukke (kumpulkan),” tandasnya. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait