Bapanas Apresiasi Komitmen Jateng Jaga Kecukupan Stok Pangan  

  • 02 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengapresiasi komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dalam memastikan kecukupan stok pangan di wilayahnya, khususnya beras.

Hal itu disampaikan Kelala Bapanas Arief Prasetyo Adi,.saat meninjau bongkar muat beras impor dari Kamboja di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dan Gudang Bulog Randugarut, Kamis (2/11/2023). Dikatakan, komitmen itu ditunjukkan dengan turunnya Penjabat (Pj) Gubernur Jateng Nana Sudjana ke lapangan, untuk memastikan masyarakat tidak kesulitan mendapatkan kebutuhan pangan.

“Beliau ini salah satu gubernur terbaik, kepala dinasnya juga kepala dinas terbaik, yang untuk melakukan SPHP (Stabilitasasi Pasokan Harga Pasar) dan inflasi Jateng ini terjaga. Beliau ini kerjanya keliling ke mana-mana untuk melakukan itu. Mungkin sekitar 20 ribu ton (beras) untuk Jateng yang dibagi untuk bantuan pangan,” ungkap Arief.

Dijelaskan, beras impor yang didatangkan dari Kamboja hanya untuk keperluan cadangan pangan pemerintah. Hal itu sesuai perintah Presiden RI Joko Widodo, untuk melakukan impor beras sebanyak 2 juta ton, untuk menambah stok beras Bulog. Beras impor tidak diperdagangkan secara umum, namun hanya memenuhi penugasan pemerintah. Contohnya digunakan untuk memberikan bantuan pangan, dan stabilisasi pasokan dan harga pangan.

“Tidak untuk yang lain, tetapi untuk stok cadangan pangan pemerintah, yang ini kita juga gunakan untuk melakukan intervensi kebutuhan beras nasional. Jadi, nomor satu prioritas kita adalah tentunya produksi dalam negeri. Tapi pada saat memang kita memerlukan tambalan stok dari luar negeri, ini kita lakukan,” jelasnya.

Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana menyampaikan, pihaknya terus berupaya melakukan berbagai program, untuk memastikan masyarakat dapat menjangkau pangan, salah satunya komoditas beras.

“Untuk ketersediaan atau stok persediaan beras di Jateng, Insyaallah sampai akhir tahun 2024, stok beras cukup di Jawa Tengah ini,” ungkapnya.

Mengenai stok beras Jateng, Nana mengemukakan, pada 2023 mencapai 6,37 juta ton lebih. Sementara kebutuhannya sebesar 3,96 juta ton. Hal itu menunjukkan perhatian serius Pemprov Jateng pada persoalan pangan.

“Pangan menjadi prioritas utama dalam pembangunan ekonomi nasional, karena merupakan kebutuhan dasar yang paling esensial, bagi manusia untuk mempertahankan hidup,” tuturnya.

Menurut Nana, upaya menjaga stok pangan juga untuk mengendalikan inflasi. Berdasarkan rilis terbaru BPS, tingkat inflasi Jateng pada Oktober 2023 secara year on year sebesar 2,81%. Angka tersebut masih berada di rentang sasaran target inflasi, yaitu 3,0 plus minus 1.

“Jadi alhamdulillah inflasinya di bawah 3. Ini berkat kerja sama yang baik, tentunya dengan Badan Pangan Nasional, kemudian Bulog. Kami pun terus melakukan langkah, yang sering kami lakukan itu GPM (Gerakan Pangan Murah), juga kami me-mapping betul, daerah-daerah yang kemiskinannya miskin ekstrem,” papar Nana. (Humas Jateng)*ul

 

 

Berita Terkait