Antisipasi Lonjakan Covid, Atikoh : Jangan Lelah Edukasi 5M

  • 24 May
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Seluruh Tim Penggerak PKK beserta kader diminta tak lelah menyosialisasikan disiplin penerapan protokol kesehatan. Terlebih, usai lebaran di mana masih ada sejumlah hari libur. Sehingga, kasus infeksi virus Corona (Covid-19) dapat kembali ditekan.

Hal tersebut ditegaskan Ketua TP PKK Provinsi Jawa Tengah Atikoh Ganjar Pranowo, usai melantik Ketua TP PKK Kabupaten Demak Khodijah Ali Makhsun (istri Wabup), dan Ketua TP PKK Kabupaten Sragen Supami Suroto (istri Wabup), di Grhadhika Bhakti Praja, Senin (24/5/2021). Menurutnya, beberapa minggu sesudah Lebaran, terjadi tren peningkatan Covid-19 di sejumlah wilayah. Karenanya, sudah seharusnya masyarakat memperketat penerapan protokol kesehatan, melalui 5 M, yakni menggunakan masker dengan benar, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan, serta mengurangi mobilitas.

“Kita harus mengantisipasi, kemarin liburan, ini banyak tanggal merah, abis lebaran, kita harus mengantisipasi kalau ada yang tertular virus Covid. Tentu kita di PKK, mulai kemarin juga sudah dari Ramadan, edukasi stay at home, kemudian jaga protokol kesehatan 5 M, itu tetap harus dilakukan,” ungkapnya.

Ditambahkan, jika masyarakat menjumpai adanya kasus Covid-19 di wilayahnya, hendaknya segera melaporkan kepada Ketua RT/RW, maupun Satgas Covid-19. Sehingga tidak terjadi penularan yang besar, oleh orang yang tanpa gejala. Teruslah berkontribusi melalui Jogo Tonggo.

Atikoh mengakui aktivitas masyarakat tidak mungkin berhenti, karena roda perekonomian mesti berjalan. Sehingga roda kehidupan tetap harus berjalan. Namun, seluruh warga ditekankan agar disiplin, tidak saja saat berkegiatan, namun juga sebelum maupun setelah acara. Sebab, terkadang saat acara orang disiplin menerapkan protokol kesehatan, tapi justru abai ketika sebelum dan sesudah kegiatan.

“Sebenarnya ini bukan menakut-nakuti, tapi agar kita waspada karena kemarin kejadian di Cilacap itu kan ada varian baru India. Karenanya, saya nitip juga pada para kader di grass root, di kecamatan maupun kabupaten, untuk tetap jangan lengah, jangan pernah lelah mengedukasi masalah 5 M itu,” bebernya.

Menurut Atikoh, edukasi bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan berbagai media, termasuk zoom, google meet, media sosial, WA grup, dan sebagainya. Cara tersebut dinilai lebih efektif mengingat saat ini kegiatan sosial, sosialisasi secara langsung, tatap muka, sangat dibatasi dengan jumlah orang maupun jangkauannya.

Di samping mengenai Covid-19, dia juga meminta para kader tidak bosan-bosan mencegah stunting. Ajak masyarakat benar-benar memperhatikan 1.000 hari pertama kehidupan.

“Kita bisa mulai melakukan sosialisasi, edukasi, masalah gaya hidup sehat mulai dari tingkat anak-anak, sebelum anak sekolah. Jadi yang namanya Keluarga Berencana itu mulainya dari tingkat keluarga, dari kecil. Jangan sampai anak perempuannya itu anemia, karena itu bisa berpotensi menyebabkan anaknya itu stunting,” imbuhnya

Dikatakan, Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5NG) diharap benar-benar dijalankan. Dengan 5NG, 1.000 hari pertama kehidupan bisa diperbaiki, mengingat saat mulai menikah, masyarakat sudah difahamkan mengenai masalah gizi, kesehatan, kesiapan biologis, termasuk saat mengandung hingga anaknya berusia dua tahun.

Gerakan Jo Kawin Bocah mesti didukung, apalagi saat pandemi Covid-19, di mana pada kultur atau tataran ekonomi tertentu, menimbulkan dampak yang berat. Tetap cegah pernikahan dini, karena secara fisiologis, ekonomi, maupun psikologis belum siap. Harapannya, anak bisa empower dirinya dulu, kemudian mempersiapkan batin maupun ekonomi, jiwa dan biologisnya, agar mereka siap secara organ reproduksi juga ketika masuk ke biduk rumah tangga.

“Karena kalau usia terlalu muda, ketahanan keluarganya mungkin masih rentan. Kemudian tadi juga dipesankan Pak Gub kaitannya dengan ideologi. Terus pola asuh anak karena semua serba daring banyak aktivitas di rumah, tentu harus dikuatkan lagi, ilmu parenting bagi orang tua, agar anak juga tidak kehilangan arah karena dia tidak ada teman, selalu di rumah, jangan asyik sendiri-sendiri. Jadikan pandemi ini bonding yang kuat antara keluarga,” tandas Atikoh.

Hal senada juga disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Dia meminta Tim Penggerak PKK dan kader untuk mendisiplinkan 5 M, dan membantu pelaksanaan 3 T, yakni testing, tracing, dan treatment. Terlebih, ada kecenderungan peningkatan kasus Covid-19, serta munculnya varian baru dari India.

“Kondusivitas juga tetap dijaga, ideologi Pancasila tidak bisa ditawar. PKK, dawis, kader, camat, dan peangkat OPD di kabupaten juga menjadi kekuatan yang dahsyat untuk mencegah stunting. Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5NG), selalu diingatkan. Ibu hamil sudah periksa atau belum, asupan gizinya, lahir sehat atau tidak, dan sebagainya,” kata Ganjar. (Ul, Diskominfo Jateng)

 

 

 

Berita Terkait