Angkat UMKM Kriya, Dekranasda Jateng Luncurkan “Drakor” dan Perkuat Kolaborasi

  • 08 Dec
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Tengah menyusun strategi untuk membangkitkan UMKM pada 2022. Menggencarkan promosi digital dan berkolaborasi dengan pemerintah dengan penguatan sumberdaya manusia, menjadi salah satu rencana.
Ketua Dekranasda Jawa Tengah Atikoh Ganjar Pranowo mengatakan, ada tujuh strategi kolaborasi yang akan dilakukan di tahun depan. Jika penyebaran wabah Covid-19 semakin mereda, upaya pameran online pun akan ditempuh untuk memperkenalkan kerajinan asal Jateng.
Ia mengatakan, strategi yang akan ditempuh di antaranya, meningkatkan kemampuan SDM, dan promosi lewat youtube. Adapula, pameran offline yang rencana diikuti, seperti Pameran Ina Craft, Jateng Fair, dan UKM Roadshow ke Makasar. Selain itu, pameran juga dilakukan pada galeri UKM dan Dekranasda di Bandara Ahmad Yani maupun Yogyakarta International Airport.
“Adapula acara Dekranasda Review and Auction (Drakor) nanti hari Jumat akan tayang perdana, melalui Instagram saya dan Diskop UKM Jateng,” ujarnya, saat memimpin Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Dekranasda Jateng, yang dihadiri Dekranasda Kabupaten/ Kota, di Grhadhika Bhakti Praja, Rabu (8/12/2021).
Atikoh menyebut, kolaborasi akan menggandeng beberapa pihak seperti Bank Indonesia, Bank Jateng, dan Indonesian Fashion Chamber (IFC), dan lainnya. Adapula kerja sama yang dilakukan dengan Dinkop UKM Jawa Tengah, Disperindag Jawa Tengah, Diskominfo Jawa Tengah, dan Disporapar Jawa Tengah.
Selain itu, kebijakan dari Pemprov Jateng juga diharapkan mengatrol penjualan penjualan produk UMKM kriya. Di antaranya, izin usaha melalui Online Single Submission, adapula kebijakan yang mewajibkan pengadaan barang dan jasa pemerintah menggunakan produk UMKM sebesar 40 persen.
“Di Jawa Tengah hal itu ditempuh melalui Blangkon Jateng. Ini ditempuh Pemprov Jateng dengan menerbitkan Instruksi Gubernur Nomor 4 Tahun 2021. Ini mendorong pemda melibatkan pengusaha mikro kecil dalam pengadaan barang dan jasa,” sebut Atikoh.
Di samping itu, pelatihan terhadap UMKM fesyen pun digenjot, karena potensinya cukup kuat di Jawa Tengah. Seperti, melatih perajin mendesain kain menjadi pakaian siap pakai. Dengan pembuatan pakaian ready to wear, diharapkan bisa mengangkat harga produk perajin.
“Saya juga ingin Jawa Tengah menjadi salah satu ikon fesyen di Indonesia, karena, kita cukup lengkap miliki ragam batik dan tenun,” pungkas Atikoh. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait