‎Sukseskan SDGs, Butuh Peran Anak Muda

  • 24 Oct
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Anak muda atau kaum millenial tidak boleh hanya berpangku tangan. Apalagi, peran anak muda sangat dibutuhkan oleh pemerintah dalam proses pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

“Program SDGs yang sedang digencarkan pemerintah saat ini membutuhkan peran dari generasi millenial dan anak-anak muda. Mereka inilah yang nantinya akan menjadi motor penggerak dari program pembangunan berkelanjutan itu,” kata Direktur Informasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Informatika Wiryanta pada diskusi “United We Fight, United We Win,
Peran Anak Muda dalam Agenda 2030″, di Nestcology Semarang, Selasa (23/10).

Wiryanta menerangkan, program SDGs setidaknya memiliki 17 tujuan. Di antaranya tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, kehidupan sehat dan sejahtera, pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, air bersih dan sanitasi layak, energi tercukupi, serta pekerjaan layak bagi masyarakat.
Selain itu, ada pula konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, penanganan perubahan iklim, ekosistem lanjutan, ekosistem daratan, perdamaian dan kemitraan untuk mencapai tujuan.

“Semua harus terlibat dalam mendukung kegiatan ini. Mengapa kami juga fokus kepada anak muda? Karena peran generasi muda, dan generai millenial sangat penting mengingat jumlahnya cukup besar di negeri ini, yakni mencapai 40 persen dari total penduduk,” bebernya.

Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP yang hadir dalam kesempatan itu menegaskan, pembangunan berkelanjutan harus terus digelorakan. Tujuannya untuk masa depan generasi penerus bangsa.

“Ada 17 tujuan SDGs ini, dan ini bukan perkara mudah. Ini sulitnya minta ampun. Jadi semua pihak harus membantu program pemerintah, khususnya para remaja,” tutur Ganjar.

Dari 17 point tujuan SDGs tersebut, semuanya masih dijumpai persoalan. Kemiskinan dan pengangguran misalnya, di Indonesia persoalan kemiskinan juga masih cukup tinggi.

“Lalu apa yang bisa dilakukan para generasi muda? Banyak, salah satunya membuka sebanyak-banyaknya lapangan pekerjaan. Jadi anak muda zaman sekarang itu nggak keren kalau melamar kerja. Sekarang itu zamannya membuka lapangan pekerjaan,” tegasnya.

Ditambahkan, selain persoalan kemiskinan, peran anak muda juga dapat diterapkan dalam 17 tujuan SDGs. Misalnya sebagai agen perdamaian.

“Saat ini sedang musim hoaks, anak muda harus tampil melawan informasi-informasi yang meresahkan masyarakat itu. Apalagi generasi millenial, pasti bisa menjadi agen pendobrak informasi hoaks dengan media sosial masing-masing atau dalam kehidupan nyata,” pungkasnya.

SDGs Ambassador to 2030 Youth Force Indonesia, Tirza Listyarani menambahkan, pemuda penting bagi pembangunan, karena anak muda jaringannya luas, kreatif, inovatif. Selain itu, di masa depan generasi muda merupakan aset sekaligus risiko.

“Masa depan dunia bergantung pada kita. Jika postif kita menjadi aset, sedang kalau negatif akan menjadi risiko. Oleh karenanya ayo jadilah generasi muda yang bermanfaat,” ajaknya.

Menurut Tirza, SDGs adalah agenda yang dekat dengan masyarakat. Generasi muda pun dapat melakukan tindakan yang mendukung SDGs, mulai dari cara yang sederhana. Misalnya, mematikan lampu saat hendak tidur, dan sebagainya.

“Jadi kalau ditanya kontribusi kita pada SDGs itu apa, jangan mikir terlalu jauh ke depan, untuk memdukung SDGs bisa dilakukan dalam kehidupan kita sehari-hari,” tandasnya.

Penulis : Bw, Humas Jateng/ Di, Diskominfo Jateng
Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait