Selama Pandemi, Nilai Ekspor Produk Pertanian Jateng Capai Rp 2,09 T

  • 16 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Produk pertanian asal Jawa Tengah tetap laris manis di pasar luar negeri, selama pandemi Covid-19. Hingga Oktober 2020, nilai ekspor produk tani mencapai Rp2,09 triliun.

 

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Suryo Banendro melalui Kabid Penyuluhan Pasca Panen dan Bina Usaha (P2BU), Farid Mufti mengatakan, produksi pertanian di Jateng tak begitu terimbas Covid-19. Selama pandemi, petani di Jawa Tengah tetap berproduksi. Hanya, terjadi penurunan permintaan dari masyarakat yang menyebabkan penurunan harga.

 

“Distribusi hasil pertanian turun, karena daya beli menurun, sedangkan produksi tetap. Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan campur tangan dan strategi pemasaran, di antaranya, menampilkannya pada aplikasi Agro Jowo (katalog komoditas pertanian elektronik), mengkomunikasikan dengan propinsi lain yang membutuhkan dan juga melalui marketplace,” ujar Farid, melalui sambungan telepon, Senin (16/11/2020).

 

Selain itu, penyerapan produk petani juga dilakukan melalui kantor ke kantor. Terkait kinerja ekspor produk pertanian di Jateng, Farid mengatakan hingga Oktober volume perdagangan luar negeri mencapai 111.146 ton. Sementara valuasinya mencapai Rp2.096.465.000.000.

 

Ia menyebut, nilai ekspor di tengah pandemi relatif sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Meskipun, memang terjadi sedikit penurunan. Berdasarkan data, nilai ekspor pertanian Jateng pada 2019 hingga September mencapai Rp2,51 triliun. Adapun, produk yang diminati pasar luar negeri adalah  porang, kacang hijau, kacang tanah dan beberapa produk hortikultura.

 

“Untuk nilai ekspor itu tetap tinggi, rata-rata nilainya per tahun itu sekitar Rp2 triliun. Kalau sekarang hingga bulan Oktober, nilainya sekitar Rp2,09 triliun,” urainya.

 

Menurut Farid, produk pertanian dari Jawa Tengah tetap diminati karena memiliki citra pengolahan yang tidak menggunakan rekayasa genetik. Selain itu, produk organik dari Jateng pun mendapat atensi tinggi di pasar luar negeri. Negara tujuan ekspor produk pertanian Jateng antara lain, China, Thailand  dan Vietnam. Sedangkan, pasar  Eropa yang disasar adalah Jerman dan Perancis.

 

“Kalau ke Perancis, sayuran banyak  diminati. Kalau Amerika itu beras organik banyak diminati. Kemarin pameran di Batam, kami bawa lima kwintal alpukat habis dalam waktu dua jam, diborong pembeli dari Singapura,” kata dia. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait