Pasien RSJ Amino Gondohutomo Semarang pun Bantu Jahit‎ Pakaian Medis

  • 30 Mar
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – ‎Banyak cara bisa ditempuh ikut berperang melawan Covid-19. Seperti yang dilakukan Margini (44), pasien rehabilitasi jiwa di RSJ Amino Gondohutomo Semarang, yang ikut membantu menjahit pakaian pelindung dan masker bagi petugas medis.
Setiap hari, warga Semarang ini ikut menjahit belasan coverall (pakaian pelindung medis). Selain itu, ia juga aktif menjahit masker, terbuat dari dua lapis katun yang bagian tengahnya diisi material antibakteri.
Meski pendiam, Margini mengaku senang bisa membantu menjahit pakaian medis, bagi para staf di RSJ milik Pemprov Jateng ini. Sebagai balas jasa, ia memperoleh uang lelah, yang nanti digunakan sebagai penambah kebutuhan rumah tangganya.
“Ketimbang saya tidur saja di rumah, mending saya di sini ikut bantu menjahit. Lumayan, upahnya bisa menambah uang belanja untuk beli beras, gula, dan minyak goreng,” kata Margini.
Direktur RSJ Amino Gondohutomo dr Alek Jusran menyebut, pembuatan pakaian pelindung tersebut sudah dimulai sejak 18 Maret 2020 lalu. Dalam sehari, pasien yang dibantu oleh mentor, bisa membuat puluhan alat pelindung diri (APD).
“Sehari untuk pakaian itu sekitar 10 buah, kalau masker 50-100 buah per harinya. Ya kalau hingga sekarang sudah ada sekitar 100 buah pakaian (medis). Karena, begitu selesai dibuat langsung dipergunakan oleh petugas kami di Instalasi Gawat Darurat,” kata Alek, melalui sambungan telepon, kemarin.
Ia menjelaskan, pasien yang diberdayakan membuat APD adalah mereka yang telah masuk dalam kondisi stabil. Dengan pemberdayaan itu, diharap kondisi pasien bisa segera normal, dan siap berbaur di lingkungan masyarakat secara wajar.
“Pembuatan dilakukan oleh pasien psikososial atau rehabilitan dan petugas rehabilitan, serta petugas rehabilitasi psikosisial. Pasien adalah mereka yang sudah sembuh tetapi harus rutin kontrol rawat jalan,” jelas Alek.
Terkait bahan, pihaknya memakai jenis propylene spunbound yang didapat dari wilayah Pekojan, Kota Semarang. Untuk sebuah pakaian medis, ongkos produksi yang diperoleh terbilang murah, Rp40 ribu per unit. Ongkos itu sudah termasuk pembelian bahan, berikut jasa jahit.
Ia menambahkan, untuk sementara stok APD yang dibuat digunakan untuk memenuhi kebutuhan internal rumah sakit. ‎Lantaran, keterbatasan tenaga dan alat jahit.
“Dengan pembuatan APD ini, kita sebenarnya ingin menunjukan bahwa kita bisa memberdayakan sekitar, dari jasa jahit dan penyedia bahan. Agar teman-teman di rumah sakit atau puskesmas tenang menyikapi keterbatasan APD di pasaran,” ungkap Alek.
Saat ini, RSJD Amino Gondohutomo juga sedang mempersiapkan tiga ruang isolasi, bagi pasien yang terindikasi atau positif Covid-19. Meskipun, belum ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan, akan tetapi, manajemen tetap bersiap.
“Kita sedang menuju peak (puncak) dari Covid-19, mudah-mudahan tidak. Namun, jika hal itu terjadi kami sudah siap untuk ikut menanggulangi. Ya dengan persediaan APD dan ruang isolasi yang sedang dipersiapkan,” imbuhnya. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait