Hetero Space, Tempat Kolaborasi Strategis Bagi UMKM Jateng

  • 29 Jan
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Anda butuh ruang strategis untuk berkolaborasi dalam pengembangan usaha menjadi lebih baik? Pemerintah  Provinsi Jawa Tengah telah menyiapkan Hetero Space, di UMKM Center Srondol Semarang.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah Ema Rachmawati menyampaikan, pihaknya bekerja sama dengan Impala Space dalam pengelolaan co-working space pertama milik pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

“Namanya Hetero Space. Peresmiannya tanggal 31 Januari 2020, yang dirangkai dengan acara Hetero Festival hingga 2 Februari 2020,” kata Ema saat konferensi pers di Gedung A Lantai 1 Kantor Gubernur Jateng, Rabu (29/1/2020).

Menurutnya, peresmian Hetero Space akan dilakukan secara simbolis oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama dengan akademisi, korporasi, komunitas dan media, pada acar bertajuk Hetero Festival (Hetero Fest). Tujuannya, untuk mempersatukan dan mengolaborasikan berbagai potensi dari talenta-talenta di Jawa Tengah.

“Terutama untuk menghadapi industri 4.0. Pada kesempatan kali ini, bersama Gubernur Jawa Tengah juga diadakan peresmian Asosiasi Kopi Jawa Tengah. Berbagai kalangan dilibatkan dalam setiap kegiatannya,” terang Ema.

Ditambahkan, dalam rangkaian Hetero Fest, pihaknya bekerja sama dengan Ruko Space dalam mengadakan Pop Up Market, yang memamerkan dan menjual produk pelaku usaha kreatif di Semarang dan sekitarnya.  Selain itu, dalam pembukaannya nanti ada pula food court yang berasal dari komunitas Food Truck Semarang.

Dia membeberkan, dalam festival ini juga akan diisi sejumlah seminar dan talkshow dengan pembicara nasional maupun lokal. Di antaranya  Handoko Hendroyono (Founder Kebun Ide dan M Bloc Space), Pangeran Siahan (Founder and CEO Asumsi), Singgih Kartono (Founder Magno Radio),  Deasy Esterina (Founder Kreskros.id), Mirza Firdaus (Founder Atlas&Co), Faye Alund (Presiden Coworking Indonesia), dan Didi Diarsa (Founder Kayuh).

“Juga terdapat serangkaian workshop yang berkolaborasi dengan komunitas Duduk Nyeni dan juga Ayo Nandur. Ada pula penampilan musik dari berbagai band indie asal Semarang yaitu, Jazz Ngisoringin, Kamar Jiwa, Morning Call, dan Glasstrick,” jelas Ema.

Pihaknya juga menggandeng Bank Indonesia, Jamkrida Jateng, Bank Rakyat Indonesia, Telkom Indonesia, GMedia, SRC dan banyak partner lainnya. Mereka akan diajak mendukung kegiatan Hetero Fest, sehingga tercipta kolaborasi untuk membangun ekosistem industri kreatif, start up, dan UMKM di Jawa Tengah bersama Hetero Space.

Dijelaskan, nama Hetero Space ini diambil dari kata ‘heterogen’, yang memiliki arti terdiri atas berbagai unsur yang berbeda sifat atau berlainan. Dalam konstelasi penamaan, Hetero Space bermakna ruang keberagaman untuk mengakomodasi kemampuan sumber daya manusia Indonesia, terutama mereka yang memiliki potensi tak terbatas.

Ema berharap, dengan semangat ruang tumbuh berkembang yang tanpa batas, dan heterogennya latar belakang pegiat UMKM maupun start up, maka akan memberi kontribusi berarti bagi Jawa Tengah maupun Indonesia. Apalagi fasilitas yang disediakan di co-working space itu cukup lengkap. Mulai dari ruang kantor bersama, ruang meeting, ruang kelas, event space, dan juga private office.

Selain menyediakan fasilitas berupa ruang untuk berkolaborasi, di tempat itu juga akan diadakan berbagai pelatihan yang bisa diikuti oleh UMKM dan masyarakat umum di Jawa Tengah. Bahkan, setahun setidaknya ada 192 kegiatan dengan berbagai tema bahasan, di antaranya keuangan, desain dan branding, go-online, hingga legalisasi dan perizinan.

“Semua orang dari berbagai instansi, perusahaan maupun UMKM bisa mempergunakan fasilitas tersebut. Namun ada harga yang harus dibayarkan. Tidak mahal sih jika dibandingkan banyaknya keuntungan yang didapat. Hanya Rp25 ribu per hari 24 jam,” tandas Ema.

Sementara Co Founder Impala Space, Andre Widyastama menuturkan bahwa Hetero Space merupakan ruang kolaborasi berbasis network human resources.

“Ini merupakan ruang kolaborasi membantu teman-teman pengusaha bertemu dengan potensi orang maupun instansi dalam mengembangkan usahanya. Target awal, kita kerja sama dengan Provinsi Jawa Tengah ada 192 program,” paparnya.

Ke depan, diharapkan UMKM konvensional mampu go digital. Sehingga bukan hanya muncul di pasar atau toko online, tapi juga mampu berinovasi.

Go digital. Jadi bisnis UMKM ini bisa menjadi corong lapangan kerja,” pungkasnya. (Ak/Wk/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait