Ganjar Pranowo Wujudkan Mimpi Warga Nikmati Listrik

  • 29 Jul
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG –  Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo benar-benar mewujudkan mimpi warga yang belum memiliki sambungan listrik di rumahnya. Sejak era kepempimpinannya, terhitung sejak 2014-2020 ini sudah ada sekitar 42.342 unit sambungan listrik murah tersambung di kediaman warga yang membutuhkan.

 

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)  Jateng Sujarwanto Dwiatmoko membeberkan, jumlah itu berdasarkan data yang tercatat di dinasnya. Program pemasangan sambungan listrik murah di rumah melalui bantuan sosial (bansos),  merupakan kegiatan yang baru dilakukan sejak 2014.

 

Ditambahkan, realisasi listrik rumah murah itu tersebar di 35 kota dan kabupaten. Data jumlah total 42.342 unit sambungan listrik tersebut, terbagi sejak 2014-2020. Rinciannya, pada 2020 terpasang 15 ribu unit, dan 2019 terpasang 14.250 unit. Pada 2018 terpasang 4.754 unit sambungan listrik terpasang, 2017 terpasang 6.163 unit, 2016 terpasang 1.075 unit, 2015 terpasang 1.000 unit sambungan, dan 2014 terpasang 100 unit sambungan listrik.

 

Sedangkan kabupaten dengan sambungan listrik terbanyak terpasang di Kabupaten Banyumas sejumlah 1.976 unit, dan Kabupaten Wonogiri sebanyak 1.905 unit. Sementara untuk daerah dengan sambungan listrik rumah paling sedikit ada di Kota Semarang sebanyak delapan unit. Untuk Kota Magelang, tidak ada pemasangan sambungan listrik murah.

 

“Kita sambung (sambungan listrik ) sejak 2014, dimulainya program ini,” kata Sujarwanto di Kota Semarang, Selasa (28/7/2020).

 

Menurutnya, sambungan listrik itu untuk keluarga tidak mampu. Dia menilai, hal tersebut merupakan prestasi yang luar biasa, khususnya pada dua tahun terakhir. Pihaknya memang menyasar kelompok miskin untuk sambungan listrik di seluruh kota dan kabupaten, supaya mereka yang membutuhkan listrik bisa terpenuhi.

 

“Untuk listrik murah ini, kelompok miskin akan mendapatkan fasilitas itu,” jelas Sujarwanto.

 

Menurutnya, bantuan tersebut sifatnya hanya sebatas stimulasi swadaya semata. Hal tersebut telah disampaikan ke masyarakat penerima. Praktis, program bansos akan berhasil bila masyarakatnya mau gotong-royong, berinisiatif, serta mulai memprakarsai.

 

“Jadi konsep bantuan itu bukanlah mengatasi masalah, tapi adalah stimulasi untuk keswadayaan masyarakat,” ujar Sujarwanto.

 

Oleh karena itu, pihaknya berharap masyarakat akan timbul rasa untuk bisa mengatasi masalahnya sendiri, tentu dengan stimulasi pemerintah tersebut. Sejauh ini, sambutan masyarakat dengan bantuan tersebut baik. Seperti yang tampak dari program Desa Mandiri Energi yang mereka gagas.

 

“Itu nampak gregetnya. Dulu yang kita bantu satu (rumah), bisa me-reply lebih banyak rumah tangga yang lain untuk bantuan biogas lalu mereka putusi, akhirnya menuju desa mandiri energi,” imbuhnya.

 

Program listrik murah ini, lanjut Sujarwanto, intinya adalah bagaimana masyarakat miskin menikmati listrik. Dari menikmati listrik, diharapkan masyarakat bisa berproduksi dari listrik. Namun dari pantauannya, memang tidak bisa berharap lebih dari itu. Sebab di rumah yang terpasang sambungan listrik itu memang kondisinya benar-benar kekurangan, seperti rumah seadanya, dengan pemilik rumahnya bekerja serabutan.

 

“Tapi statement mereka apa, pak, kami kalau malam masih bisa kerja lagi. Karena ada listrik ini. Nah inilah yang kita bahagia,” tandasnya.

 

Munawar, warga Dukuh Rimbu Kidul, RT 2 RW 8, Desa Rejosari, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak, mengapresiasi bantuan yang diberikan Gubernur Ganjar Pranowo tersebut. Pria berusia 80 tahun ini amat terbantu dengan sambungan listrik, karena rumahnya bisa terang. Sebelumnya, bertahun-tahun dia mendapatkan sambungan listrik dari rumah anaknya yang berada di samping. Itu pun dengan daya terbatas karena mesti berbagi.

 

Begitu mendapat bantuan listrik, rumahnya kini bisa lebih terang. “Saya manfaatkan penerangan untuk menerangi rumah,” ungkap pria yang kesehariannya bekerja sebagai petani. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait