Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Yuni Ajak GOW Berperan Tekan Angka Stunting di Sragen
- 17 Feb
- yandip prov jateng
- No Comments

SRAGEN – Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Sragen diminta untuk ikut menurunkan kasus stunting di Kabupaten Sragen. Peran aktif GOW selama ini diharapkan mampu mengedukasi masyarakat, khususnya kalangan ibu dan perempuan terkait pencegahan stunting.
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan, GOW merupakan wujud eksistensi dan kontribusi kaum perempuan di tengah masyarakat.
“Perempuan itu luar biasa. Mari buktikan perempuan juga bisa berperan dalam melaksanakan pembangunan di Sragen,” ucapnya saat menghadiri puncak peringatan HUT Ke-53 GOW Kabupaten Sragen Tahun 2023, Kamis (16/2/2023) di Pendopo Sumonegaran Rumah Dinas Bupati Sragen.
Dalam kesempatan tersebut, Yuni mengajak GOW berperan dalam meningkatkan kualitas perempuan Sragen untuk menurunkan angka Stunting melalui Gerakan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Pada pekan lalu, Pemkab Sragen juga telah melakukan studi banding di Sumedang, Jawa Barat untuk belajar menangani stunting. Hasil dari studi banding tersebut menunjukkan pemanfaatan teknologi penting untuk mengoptimalkan upaya menekan angka stunting. Ilmu yang didapat dari studi banding tersebut akan diterapkan di Sragen sebagai upaya percepatan penanggulangan stunting.
“Programnya bagus. Sragen punya kader di lapangan. Biar tidak gaptek, masing-masing dikasih ponsel untuk input data. Lewat program itu bisa lihat penatalaksanaan di masing-masing bidang. Jadi memang dipetakan betul. Belajar ke Sumedang itu hasilnya bisa diimplementasi,” terang Bupati.
Menurutnya kunci penanganan stunting itu terletak pada kader dan kolaborasi. Yang terjadi selama ini petugas lapangan keluarga berencana (PLKB) jalan sendiri, begitu pula kader posyandu dan tenaga kesehatan.
“Bayangkan kalau semua kader itu teroganisasi dengan baik. Yang mengukur balita itu kader posyandu, verifikasi data dilakukan kader kesehatan, dan untuk laporan bareng, maka bisa cepat dalam penanganan stunting,” ujar Bupati.
Dikatakan Yuni, angka stunting di Sragen naik dari 4.353 anak pada 2021 menjadi 5.085 anak pada 2022. Hal ini salah satunya disebabkan belum adanya kolaborasi antarkader kesehatan.
Ke depan, ucapnya, kader kesehatan tak boleh lagi bekerja parsial dalam menangani stunting.
“Upaya penurunan stunting bisa dilakukan dengan terus membudayakan PHBS di masyarakat. Misalnya dengan pengelolaan dan pemilahan sampah rumah tangga sendiri secara mandiri,” ucap Yuni.
Sementara, Ketua GOW Sragen, Damai Tatag Prabawanto mengatakan, GOW Sragen akan terus berupaya memberikan masukan dan pemikiran kepada Pemkab Sragen. Hal ini mengingat GOW merupakan mitra pemerintah untuk membantu serta mendukung kegiatan dan program pemerintah.
GOW, lanjutnya, merupakan organisasi yang berperan untuk pemberdayaan perempuan dan mempunyai konsistensi dalam memperjuangkan peningkatan peran, kualitas dan wawasan kaum perempuan khususnya di Sragen.
Ia juga berencana menginstruksikan setiap organisasi anggota memiliki binaan satu posyandu dalam penanganan stunting.
“Ada 32 organisasi di GOW, tetapi yang aktif hanya 30 organisasi. Termasuk IBI [Ikatan Bidan Indonedia] juga sudah berkiprah dalam penanganan stunting,” pungkasnya.
Pada rangkaian tersebut juga dilaksanakan lomba tumpeng yang diikuti 24 tim. Serta penyerahan beasiswa bagi siswa kurang mampu dari Baznas Sragen.
Penulis : Miyos/Yuli_Diskominfo Sragen
Editor : WH/DiskominfoJtg