Temanggung Siap Jadi Sentra Cabai

  • 20 Sep
  • yandip prov jateng
  • No Comments

TEMANGGUNG – Kabupaten Temanggung siap menjadi sentra pertanian cabai. Lahan dan produksi saat ini sudah memadai, dengan Temanggung menjadi produsen cabai terbanyak keempat di Jawa Tengah. Namun, untuk menjadi sentra, diperlukan dukungan dan fasilitasi dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Pertanian dan DPR RI.

“Kami di Temanggung siap menjadi sentra cabai dan selama ini telah menjadi salah satu penghasil cabai terbesar keempat di Jateng. Namun perlu fasilitasi dari berbagai pihak untuk mewujudkannya,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Temanggung Joko Budi Nuryanto, di sela – sela pelatihan pengolahan dan pemasaran olahan cabai di Balai Desa Gilingsari Kecamatan Temanggung, Minggu (19/9/2021).

Pelatihan tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian atas inisiasi Komisi IV DPR RI. Anggota Komisi IV Vita Ervina hadir secara virtual pada acara yang diikuti sekitar 60 petani cabai itu.

Joko Budi mengatakan, hamparan lahan cabai dan produksi di Temanggung tidak menjadi masalah. Luas lahan setidaknya 300 hektare dengan lahan cabai terluas antara lain di Kecamatan Bansari, Temanggung, Ngadirejo, Parakan dan Selopampang.

Ia menambahkan, selama ini penjualan cabai masih buah segar dan sejauh ini tidak ada permasalahan, namun ada fluktuasi harga pada saat-saat tertentu. Oleh karena itu, produksi cabai perlu didorong dalam disertifikasi menjadi produk olahan.

“Di saat harga cabai sangat tinggi, harga bisa melambung yang sangat menguntungkan, tetapi dapat tiba-tiba anjlok dan merugikan petani. Maka itu perlu terobosan agar cabai dijual dalam produk olahan, yang harganya relatif stabil dan menguntungkan. Disertifikasi ini perlu didorong dan perlu pelatihan,” katanya.

Ia mencontohkan, dahulu biji kopi dijual gelondong merah saja, tetapi kini sudah pada hasil olahan seperti bubuk, bahkan telah ada lebih dari 400 brand Kopi Temanggung.

“Cabai pun ke depan perlu didorong seperti kopi dijual dalam produk olahan, apalagi potensi lahan cabai dan produktivitasnya tinggi,” ujarnya.

Anggota Komisi IV Vita Ervina mengatakan, pelatihan untuk peningkatan kapasitas petani terutama dalam pengolahan dan pemasaran hasil budidaya cabai yang sesuai dengan tuntutan zaman sangat diperlukan. Petani harus semakin tangguh dan modern dalam kehidupan ke depan.

“Kami dari DPR RI menginisiasi pelatihan dan pemasaran produk olahan cabai untuk peningkatan kesejahteraan petani. Kementerian Pertanian menyetujui, sehingga terselenggara pelatihan ini,” ujarnya.

Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelatihan Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang Dedih Zaenuddin mengatakan peserta pelatihan berasal dari kecamatan penghasil cabai terbesar di Temanggung, di antaranya Kandangan, Bansari, Tlogomulyo dan Temanggung.

“Petani pada pelatihan ini mendapat peningkatan kapasitas berupa kemampuan keterampilan dan pengetahuan untuk hilirisasi komoditas cabai. Intinya untuk pengolahan agar komoditas yang dihasilkan punya nilai lebih,” terangnya.

Dikatakannya, selain di Temanggung, pelatihan juga digelar di beberapa daerah lain, seperti Purworejo, Blora, Magelang dan Maluku Utara. Petani juga mendapat pelatihan dalam teknik pemasaran.

“Langkah ini sebagai terobosan agar petani tidak merugi, terutama ketika harga komoditas anjlok. Pengolahan komoditas (lebih menguntungkan), karena harganya relatif lebih stabil,” tandasnya.

Penulis: MC.TMG/ai;ekp
Editor: WH/DiskominfoJtg

Berita Terkait