Tak Ada Lagi Minoritas dan Mayoritas

  • 11 Feb
  • yandip prov jateng
  • No Comments

SEMARANG – Gedung Perkumpulan Sosial Boen Hian Tong atau Rasa Dharma, Gang Pinggir di Kawasan Pecinan Semarang merupakan tempat berkumpulnya warga Tionghoa Semarang sejak 1876. Ada yang menarik pada altar sembahyang di dalam gedung tersebut, yakni terdapat sebuah sinci atau papan bertuliskan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang notabene tokoh muslim Indonesia yang dipasang sejak Agustus 2014. Ini menjadi bukti kerukunan antar warga Kota Semarang, tanpa membeda-bedakan, suku dan agama.

Walikota Semarang Hendrar Prihadi mengapresiasi atas kegiatan Rasa Dharma yang dinilai selalu memberikan bantuan dan manfaat bagi warga Kota Semarang tanpa membeda-bedakan. Ditekankan pula olehnya, bahwa kebersamaan ini sekaligus menjadi bukti persaudaraan sebagai bagian dari keluarga besar bangsa Indonesia dan Kota Semarang.

“Apa yang dilakukan paguyuban sosial Rasa Dharma ini perlu diapresiasi dan ditiru oleh organisasi sosial lainnya. Merayakan ulang tahun organisasi sekaligus merayakan Cap Go Meh dengan bhakti sosial dan memberikan bantuan kepada masyarakat tentu memberikan manfaat langsung bagi masyarakat,” ungkap Wali kota yang akrab disapa Hendi ini saat membuka kegiatan Bhakti Sosial dalam rangka merayakan HUT ke-144 Paguyuban Sosial Rasa Dharma, Minggu (9/2/2020).

Pada kesempatan itu Hendi juga mengajak seluruh anggota paguyuban, etnis Tionghoa, dan seluruh warga untuk menjaga kebersamaan, kerukunan, kondusivitas yang telah terjaga baik selama ini. Komunikasi juga ditekankan oleh Hendi dalam rangka menjaga kondusifitas ini supaya terus berlanjut.

“Tidak ada lagi minoritas dan mayoritas, yang ada adalah kita semua sebagai satu keluarga besar bangsa Indonesia,” ungkapnya.

Berbagai agenda, mulai dari jamuan Tuk Panjang, lontong Cap Go Meh, pengobatan gratis, pijat refleksi dan pijat akupunktur hingga pembagian sembako gratis mengisi kegiatan baksos ini.

Penulis : Kontributor Kota Smg

Editor : Di, Diskominfo Jateng

Berita Terkait