Tahun Baru Kalender Jawa, Puluhan Pusaka Dijamas dengan Ritual Khusus

  • 07 Jul
  • yandip prov jateng
  • No Comments

BATANG – Aroma harum dupa memenuhi atmosfir di Pendapa Kabupaten Batang, Sabtu (6/7/2024). Ruangan pendapa dipenuhi orang-orang yang khusyuk mengikuti jalannya ritual jamasan Tombak Pusaka Kyai Abirawa, Payung Sungsung Tunggul Naga, dan 70 buah pusaka milik Kabupaten Batang. Pusaka-pusaka tersebut merupakan warisan Kerajaan Mataram Islam bagi masyarakat Kabupaten Batang.

Ritual tersebut rutin dilakukan sebagai acara tradisi budaya masyarakat Kabupaten Batang, pada malam pergantian Tahun Baru Jawa yang bertepatan dengan malam 1 Muharram tahun Hijriah. Sebelum penjamasan, seluruh pusaka dikirab keliling pendapa. Ahli waris Tombak Pusaka Kyai Abirawa, Raden Susanto Waluyo memulai prosesi ritual dengan memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Allah Ta’ala. Selanjutnya, Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki, membasuh ujung tombak dengan tujuan membersihkan pusaka.

“Ini tidak hanya membersihkan, tetapi sebuah upaya untuk melestarikan budaya dan mengingatkan generasi muda bahwa Batang memiliki tombak pusaka peninggalan leluhur yang merupakan simbol perjuangan di era Mataram Islam,” tegasnya, usai menjamas pusaka.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Batang, Bambang Suryantoro Sudibyo, ritual jamasan pusaka tersebut dilakukan terhadap 70 buah pusaka, terdiri dari 55 tombak, 14 keris dan 1 pedang.

“Selama ini prosesi kirab hanya dilakukan di area pendapa, bukan tidak mungkin, tahun mendatang akan dikirab ke luar,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Tosanaji, Abirawa Ibnu Kharis, mengungkapkan, bagi masyarakat Jawa, Malam 1 Sura memiliki makna Istimewa, yakni menjadi simbol bahwa manusia harus memiliki jiwa yang bersih, sama halnya dengan pusaka yang harus dijaga kebersihannya.

Menurutnya, tak sembarang orang boleh melakukan ritual tersebut karena perlu doa-doa khusus yang dipanjatkan. Sejumlah peralatan upacara alias uborampe yang harus disiapkan, antara lain minyak wangi, kembang setaman, dupa, air kelapa, jeruk nipis, dan lainnya. Selain itu, musik dari Gending Jawa dilantunkan selama prosesi penjamasan, untuk memperkuat aura kesakralan malam 1 Sura.

Penulis: Heri, Batang
Editor: Tn/Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait