Siswa SMA Candimulyo Ciptakan Masker “Empon-Empon”

  • 04 Mar
  • yandip prov jateng
  • No Comments

MUNGKID – Tim Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMA Candimulyo Magelang, mencoba berinovasi membuat masker empon-empon. Masker tersebut dikatakan dapat berfungsi sebagai penyaring udara dan meningkatkan imunitas tubuh, agar tidak mudah tertular penyakit. Termasuk mencegah penularan virus corona (covid-19)

Penemu ide tersebut adalah Slamet Setiyani dan Vanisa Laura Nurlita, yang tergabung dalam tim kelompok ilmiah remaja (KIR). Keduanya saat ini duduk di kelas X IPA 1.

Guru pembimbing Biologi SMA Candimulyo Magelang, Akhmad Taofik yang dihubungi Selasa, (3/3/2020) mengatakan, inovasi dari murid SMAN 1 Candimulyo ini bertujuan mencegah penularan covid-19.

“Hal itu didasarkan pada pernyataan WHO, di mana corona merupakan penyakit pandemi, yang telah menginfeksi ke 50 negara,” ungkapnya.

Inovasi yang dibuat meskipun sederhana, diharapkan mampu mencegah penularan Covid-19. Keduanya membuat masker yang dilengkapi dengan empon-empon atau rempah seperti dlingo, bengle dan cengkeh.

Dikatakan, mereka meniru kebiasaan para orang tua atau dukun bayi, yang selalu memberikan empon-empon sebagai penolak masuk angin dan menambah imunitas pada bayi baru lahir. Rempah ini juga dipercaya bermanfaat untuk obat demam, asma, migrain dan lainnya.

Dijelaskan Taofik, masker yang dibuat dua siswa itu merupakan masker biasa (surgical face mask/masker operasi) yang ditambah dengan lembaran kain, yang bagian tengahnya diberi kantong kecil untuk meletakkan irisan dlingo, bengle dan cengkeh.

Kantong berisi empon-empon itu kemudian direkatkan pada lembaran kain lain, yang di bagian ujungnya diberi tali untuk pengikat di belakang kepala. Isian kantong dapat diganti setiap 3 hingga 4 hari sekali.

“Dalam waktu dekat, masker empon-empon ini akan diuji klinis di laboratorium UGM,” ujarnya.

Kepala SMAN 1 Candimulyo Magelang, Rochmad Chozin menambahkan, ide pembuatan masker tersebut berawal dari keinginan pihak sekolah untuk meningkatkan daya tahan tubuh siswa agar tidak mudah tertular penyakit, dengan menggunakan bahan yang mudah didapat dari sekitar.

“Kita cari solusi dengan mencari (bahan) yang ada di sekitar, termasuk dengan memperhatikan kearifan lokal, sekaligus mengembangkan minat dan bakat siswa,”  katanya.

Penulis : Kontributor Kabupaten Magelang

Editor : WH/Diskominfo Jtg

Berita Terkait