Sinoeng Dorong Literasi Jadi Kebiasaan

  • 04 Jul
  • yandip prov jateng
  • No Comments

SALATIGA – Pemerintah Kota Salatiga terus berupaya untuk memberikan dorongan dan semangat demi meningkatkan literasi, mulai dari tingkatan dasar prasekolah, baik PAUD maupun TK.

Hal tersebut dikatakan Penjabat Wali Kota Salatiga Sinoeng R Rachmadi, saat menghadiri Kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat untuk Kesejahteraan di Kota Salatiga, yang digagas Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, di Halaman Dinpersip Salatiga, Senin (3/7/2023).

“Saya akan terus memfasilitasi dan mendorong kemudahan yang sifatnya inklusif, dan tidak lagi eksklusif. Sehingga, semua pihak bisa mengakses untuk itu. Mungkin belum sempurna, tetapi keberpihakan dan itikad baik itu menjadi kunci, supaya konsep negara hadir bisa terbukti dan terwujud,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Sinoeng mengatakan, kegiatan itu bisa menjadi salah satu pendorong untuk meningkatkan budaya literasi, bagi masyarakat Kota Salatiga.

“Kegiatan ini sebagai pemicu dan juga pemacu tentang upaya kita, untuk menjadikan literasi sebuah perilaku. Bukan lagi sebuah kebutuhan, tapi perilaku. Bisa melekat dan bisa menjadi habit, yakni membaca menjadi jendela dunia. Oleh karena itu membaca tidak mutlak menjadi eksklusif, namun menjadi inklusif, artinya tidak ada sekat, kemudahan bagi siapa pun termasuk penyandang disabilitas,” jelas Sinoeng.

Dia mengingatkan, yang tidak kalah penting adalah memberikan pencerahan terkait hal hal yang menyangkut sosiokultural.

“Tadi ada soal literasi digital, sehingga akan mempermudah, kemudian literasi soal disabilitas juga bisa mempermudah. Dan yang menarik di sini adalah soal literasi perbankan dan otoritas keuangan. Informasi yang diberikan kepada mereka akan lebih mudah, lebih sederhana, dan itu bisa diakses oleh semua orang,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando mengatakan, kegiatan ini merupakan program pemerintah pusat dan Perpustakaan Nasional, untuk upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan diharapkan menjadi menjadi gerakan nasional.

Pihaknya menghadirkan bahan bacaan baik cetak maupun digital, kepada masyarakat. Selain itu mendorong masyarakat untuk menggali ilmu pengetahuan, agar mereka memiliki kemampuan yang secara mandiri bisa menciptakan lapangan kerja.

“Makanya, kita selalu dampingkan dengan pameran dari transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Penyandang difabel saja bisa membuat kopi, melukis, mengukir, dan mempunyai keterampilan. Hal ini menjadi dorongan untuk kita ke depannya,” ungkap Syarif Bando.

Sebagai informasi, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga, juga melakukan terobosan untuk membangun budaya literasi masyarakat sejak dini melalui Literasi Dini Salatiga (Sinisa), yakni perkembangan anak usia dini. Selain itu, juga meluncurkan Cafe yang dikelola Komunitas Sahabat Tuli Salatiga.

Penulis: Rudy
Editor: WH/DiskominfoJtg

Berita Terkait