Simulasi Hajatan, Bupati Tatto Sarankan Pengantin Jalani Swab

  • 29 Jul
  • yandip prov jateng
  • No Comments

CILACAP – Sejak pemerintah menyatakan pandemi Covid-19 sebagai bencana nonalam, kegiatan yang melibatkan khalayak ramai telah dilarang, termasuk acara hajatan.

Atas undangan Paguyuban Pekerja Seni Cilacap (PPSC), Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji meninjau simulasi penerapan protokol kesehatan pada acara hajatan percontohan di kediaman Poltak Simanjuntak, Desa Kalisabuk, Kecamatan Kesugihan, Selasa (28/7/2020). Hal tersebut dilakukan sebagai bahan evaluasi dalam pelaksanaan adaptasi di masa pandemi Covid-19.

Beberapa titik yang menjadi perhatian bupati di antaranya penyambutan tamu undangan, posisi dan jarak duduk antar tamu undangan, tempat makanan, dapur dan hiburan. Semuanya dipastikan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

“Saya sedang mencoba beberapa simulasi dalam hajatan, untuk melihat apakah adaptasi baru dapat diterapkan pada acara seperti ini. Sebelumnya, saya telah mendengar keluhan dari para pekerja seni yang kehilangan sumber penghasilan akibat pandemi Covid-19,” kata Tatto.

Pihaknya akan mengevaluasi pelaksanaan simulasi tersebut, dan menekankan kepada para pekerja seni untuk menjaga protokol kesehatan secara konsisten. Pemakaian perlengkapan kesehatan juga menjadi hal yang harus dipatuhi.

“Penting sekali, tamu yang datang harus dicek suhu tubuhnya dengan thermogun, cuci tangan, selalu memakai masker. Pengantin juga harus memakai face shield dan tidak bersalaman. Tamu yang duduk dibatasi 30 orang dan bergantian,” jelas Tatto.

Ia berharap, dengan diterapkannya protokol kesehatan secara ketat dalam hajatan, tidak menimbulkan klaster baru di Kabupaten Cilacap. Persiapan pelaksanaan hajatan dalam segala aspek mutlak diperlukan termasuk kepada calon pengantin.

“Jika perlu calon pengantin dan sohibul bait di swab terlebih dahulu. Calon penyanyi juga, karena terkadang penyanyi dari luar daerah. Jika terbukti ada Covid-19 batal,” tegas bupati.

Tatto juga mengapresiasi aparat yang telah membantu kesiapan dan kelancaran dalam simulasi hajatan ini, seraya mendorong untuk tegas dalam setiap pelanggaran protokol kesehatan.

“Jika ada yang melanggar, tutup. Karena kita juga melindungi warga yang lain. Ini menjadi bahan evaluasi jika nantinya diterapkan di kecamatan lain,” pungkasnya.

Penulis : Mocko_hmsclp
Editor : dnk/ul Diskominfo Jateng

Berita Terkait