SEKTOR KESEHATAN TIDAK MUNGKIN BISA DIBANGUN JAJARAN KESEHATAN

  • 16 Jan
  • yandip prov jateng
  • No Comments

SOLO – Dalam rangka menuju Indonesia Emas 2045, Indonesia diyakini mampu bersaing menjadi lima besar Negara di dunia. Selain dari sisi ekonomi, bidang kesehatan juga harus dicapai agar bisa berkompetisi dengan negara lain. Kondisi saat ini masih diperlukan pembenahan salah satunya dengan membangun kesehatan secara bersama-sama. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo dalam acara Rapat Koordinasi Teknis (rakernis) Bidang Kesehatan Kabupaten Boyolali tahun 2018 di Adhiwangsa Hotel Solo, Selasa (16/1).

“Bidang kesehatan ternyata masih banyak yang perlu dibenahi. Mari kita kembalikan masyarakat pada pola hidup sehat,” ungkap Yulianto.

Yulianto meminta peserta rakenis yang terdiri dari unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pemangku kepentingan program kesehatan, direktur rumah sakit negeri dan swasta di Boyolali, para Camat, pejabat struktural Dinkes, Kepala UPT Puskesmas se-Kabupaten Boyolali ini  untuk melaksanakan pola hidup sehat dari pola kesehatan, makanan, sanitasi dan air bersih. Pihaknya mengatakan derajat kesehatan masyarakat dapat dipengaruhi dengan empat faktor.

“Jadi, kesehatan itu tidak mungkin hanya dibangun oleh jajaran kesehatan. Ada empat faktor yang mempengaruhi yakni perilaku masyarakat, kesehatan lingkungan, genetik dan layanan kesehatan,” imbuhnya.

Menurut Yulianto pembangunan kesehatan harus dikerjakan bersama secara komprehensif lintas sektor, kolaboratif antar tenaga kesehatan dan sinergitas antar berbagai pihak.

Sementara Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali, Ratri S. Survivalina mengatakan rakernis ini digelar dalam rangka akselerasi penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Selain itu juga untuk menyamakan persepsi dalam pengguanan Dana Desa (DD) pembangunan kesehatan.

“Kegiatan ini untuk mensosialisasikan kebijakan dan program pembangunan kesehatan di Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Boyolali 2018 dan menyamakan persepsi kebijakan penggunaan anggaran dana desa untuk program kesehatan,” terang Ratri.

Pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Boyolali sebaik-baiknya. Program Dinkes di tahun 2018 ini menurut Ratri akan diprioritaskan dalam paradigma sehat dengan arah pembangunan kesehatan digeser ke promotif preventif dibanding kuratif dan rehabilitatif.

Dengan diselenggarakannya rakernis ini, Wakil Bupati Boyolali, M. Said Hidayat yang hadir membuka acara berharap Desa berperan dalam pembangunan kesehatan di Boyolali.

“Mendorong peran Desa dalam rangka menggunakan Dana Desa untuk mengalokasikan langkah-langkah percepatan menunjang kesehatan sebaik-baiknya,” terang Wabup.

Untuk itu pihaknya meminta semua pihak menjalin komunikasi dan berkoordinasi sehingga tujuan percepatan pembangunan kesehatan di Boyolali dapat dicapai. Program peningkatan derajat kesehatan dilakukan sejumlah OPD diantaranya melalui program jamban sehat dan rehab rumah tidak layak huni

Berita Terkait