Sejahterakan Nelayan, Fasilitas Kredit dan Bantuan Modal Kerja Segera Disiapkan

  • 11 Aug
  • yandip prov jateng
  • No Comments

KOTA PEKALONGAN – Sektor perikanan di wilayah Pekalongan terus digelontor perhatian oleh pemerintah melalui berbagai program, mulai dari rencana pembangunan pelabuhan di tengah laut hingga pemberian bantuan dana bagi para nelayan. Program tersebut diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat yang menggantungkan penghasilannya pada sektor perikanan, dan mengembalikan kejayaan minapolitan Kota Pekalongan.

Koperasi perikanan harus menjadi peluang menjalankan usaha seluas-luasnya guna meningkatkan kesejahteraan nelayan. Untuk itu, Kementerian Koperasi, dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop-UKM) RI akan memfasilitasi pembiayaan yang mudah dan ringan terhadap kebutuhan-kebutuhan para nelayan yang disalurkan melalui koperasi perikanan daerah bermitra dengan lembaga keuangan lainnya. Nilainya sebesar Rp2,4 juta per orang.

Hal itu disampaikan Menteri Koperasi, dam Usaha Kecil, Menengah (Menkop UKM), Teten Masduki, saat berdialog dengan para nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kota Pekalongan, Jumat (7/8/2020). Menurut Teten, bantuan tersebut merupakan bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi beberapa waktu lalu. Bantuan berupa modal kerja itu disalurkan bagi 12 juta UKM dan koperasi di seluruh wilayah Indonesia dengan besaran bunga 3 persen. Tentunya, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh para penerima manfaat bantuan.

“Dengan catatan UKM ini belum pernah melakukan peminjaman di bank. Kami saat ini sudah koordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI untuk mendata penerima program-program PEN tersebut. Di samping itu juga nelayan yang mengalami kesulitan membayar cicilan akan diberikan restrukturisasi kredit bebas dari pajak dan kemudian dilakukan sistem bagi hasil 20 dan 80 persen,” papar Teten.

Menurut Teten, tak hanya bantuan modal kerja, pemerintah juga akan memaksimalkan peran koperasi nelayan tersebut sebagai opteker (penyedia barang) dari produk-produk hasil tangkapan para nelayan. Sektor perikanan Indonesia khususnya di Kota Pekalongan, lanjut Teten, harus terus didukung melalui pengembangan infastruktur, sarana dan prasarana, dan pembinaan kelompok-kelompok nelayan khususnya di tengah pandemi Covid-19 yang cukup berdampak terhadap perekonomian masyarakat.

“Pasar ikan dan pelabuhan disini memang masih perlu pembangunan infrastruktur yang lebih baik agar arus keluar masuk kapal dan transaksi perdagangan tangkapan ikan lebih lancar. Jika sektor perikanan disini dapat dikelola dengan baik akan menghasilkan profit atau keuntungan yang maksimal bagi para nelayan sehingga tingkat kesejahteraan mereka juga akan meningkat,” tutur Teten.

Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Pekalongan, Saelany Mahfudz, menyampaikan, pihaknya tengah mengusulkan pembangunan pelabuhan di tengah laut sebagai upaya untuk mengatasi masalah keterbatasan kapasitas pelabuhan saat ini yang menghambat peningkatan kesejahteraan para nelayan.

“Dengan adanya pelabuhan onshore Kota Pekalongan yang tengah diusulkan ini semoga nantinya masalah yang menghambat sektor perikanan di Kota Pekalongan dapat teratasi, termasuk pendangkalan muara sungai luar biasa. Kapal-kapal nelayan  berbobot di atas 100 gross tonage (GT) tidak bisa masuk ke TPI karena kapal akan kandas di muara,” beber Wali Kota Saelany saat mendampingi Menteri Koperasi, dam Usaha Kecil, Menengah (Menkop UKM) berdialog dengan Menteri Koperasi, dam Usaha Kecil, Menengah (Menkop UKM)

Ketua Pengurus Koperasi Simpan Pinjam Syariah Baitul Maal Wat Tamwil (KSPS BMT)
Mitra Umat Pekalongan, Muhammad Zainudin menyatakan siap mendukung pemerintah untuk meningkatkan perekonomian nelayan Kota Pekalongan.

“Kami sudah mendapatkan bantuan dana yang sudah kami salurkan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) untuk anggota koperasi nelayan, dan kami juga siap turun ke lapangan membantu roda perputaran sektor perikanan Kota Pekalongan baik saat proses lelang, menyediakan cold storage,” ujar Zainudin.

Lebih lanjut dikatakan, pihaknya juga akan mempertemukan para nelayan dengan organisasi yang bergerak di bidang perikanan untuk membina dan memberdayakan para anggota koperasi nelayan tersebut. Dengan demikian, para nelayan dapat terhindar dari permainan harga yang dilakukann oleh para tengkulak.

“Kami akan membantu memberikan harga yang cukup tinggi untuk menunjang kesejahteraan mereka,” tandas Zainudin.

Digitalisasi Pemasaran

Sementara itu, terkait pemasaran hasil produksi perikanan laut, Menteri Teten meminta para nelayan untuk memanfaatkan pola pemasaran digital, yakni menjual hasil tangkapan ikannya lewat pasar di dunia maya. Bahkan, saat ini di tengah pandemi Covid-19, pemasaran produk melalui dunia digital sudah menjadi tren dunia, termasuk Indonesia.

“Saat ini di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir ini sangat dirasakan dampaknya bagi UMKM dengan tidak memungkinkannya dilakukan aktivitas transaksi secara langsung. Namun, demikian ada beberapa UMKM yang justru tumbuh penjualannya yakni mereka-mereka yang memanfaatkan teknologi dan terkoneksi dengan layanan digital untuk membantu pemasaran produk mereka,” ujar Teten.

Ditambahkan, kemajuan teknologi menimbulkan tantangan sekaligus peluang yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan lebih produktif, sehingga dapat membuka kesempatan bagi para pelaku UMKM khususnya di bidang perikanan untuk tetap produktif di tengah pembatasan aktivitas pertemuan langsung. Terlebih, saat ini 97 persen wilayah Indonesia sudah bisa diakses lewat digital. Peluang tersebut tidak boleh disia-siakan, sehingga para nelayan bisa menjangkau ceruk pasar yang lebih luas daripada hanya menggunakan pasar tradisional.

Menurut Teten, kini sudah banyak platform digital yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku di sektor perikanan termasuk nelayan untuk menjual hasil tangkapan ikannya. Meski demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar pelaku UMKM dan nelayan tersebut mampu bersaing, di antaranya adalah para pengusaha dan nelayan harus mampu meningkatkan kualitas produknya, dengan bahan baku yang bagus dan prosesnya transparan, dan sebagainya.

“Kemudian, untuk mencapai hal tersebut juga diperlukan kemampuan mengelola management marketing, standar produk harus terus diperhatikan baik dari mulai proses produksi, pengemasan (packaging) yang higienis dan terbaik, dan lain sebagainya sehingga jika semua itu sudah diterapkan dan dikelola dengan baik akan bisa memberikan keuntungan yang maksimal dan memberi kesejahteraan bagi mereka,” tandas Teten.

Penulis: Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan
Editor: Tn/Diskominfo Jateng

Berita Terkait