SD Madureso Lakukan Penilaian Tengah Semester dengan Kunjungan Rumah

  • 09 Sep
  • yandip prov jateng
  • No Comments

TEMANGGUNG – Sekolah Dasar (SD) Madureso, Kecamatan/Kabupaten Temanggung, berinisiatif melaksanakan ujian Penilaian Tengah Semester (PTS) melalui metode home visit atau kunjungan rumah, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Pada kegiatan PTS home visit, tiap guru kelas membagi muridnya menjadi beberapa kelompok. Setelah mendapat persetujuan orang tua, guru kelas mengunjungi rumah-rumah siswa dalam tiap kelompok untuk memberikan lembar ujian sekolah dan menunggui hingga siswa selesai mengerjakan soal.

Seperti yang dilakukan Linda (30) salah seorang guru Kelas V SD Madureso di Kelurahan Madureso, Kecamatan Temanggung. Ia membagi 28 orang siswa di kelasnya menjadi enam kelompok berdasarkan wilayah desa tempat para siswanya tinggal. Ia lalu berkeliling ke enam desa tersebut untuk memberikan lembaran soal PTS.

“Biasanya sistem belajar secara online, karena ini PTS, jadi home visit. Sudah berlangsung dari Senin. Tiap desa saya harus kunjungi untuk menghemat waktu. Kami sudah minta persetujuan orang tua,” tutur Linda, Rabu (9/9/2020).

Linda mengatakan, dirinya sudah melakukan home visit sejak Senin (7/9/2020) lalu. Dalam sehari ia mengunjungi enam kelompok siswa di enam desa. Pada Rabu ini ia memberikan lembar soal PTS dengan materi Bahasa Jawa dan Tema 2 (Bahasa Indonesia, PPKN, IPA, IPS, dan SBDB / Seni Budaya dan Prakarya) untuk dikerjakan para siswanya.

Sebelum memulai proses ujian PTS, Linda menyemprotkan hand sanitizer ke tangan para siswanya. Siswa juga diminta mengenakan masker dan duduk dengan menjaga jarak. Hal itu untuk mencegah penyebaran Covid-19.

“Saya juga sudah memastikan semua siswa yang ikut PTS ini dalam kondisi sehat, sehingga proses home visit bisa berlangsung lancar,” ujar Linda.

Selama ini, SD Madureso memberlakukan sistem belajar online. Akan tetapi cara ini menemui banyak kendala. Di antaranya, tidak semua siswa memiliki gawai sendiri dan kuota data. Untuk pembelajaran menggunakan ponsel, siswa harus menunggu orang tuanya selesai bekerja.

Menurut Linda, melalui kunjungan rumah, ia juga bisa memantau perkembangan siswanya.

“Saya juga kesulitan memberikan pelajaran dan menjelaskannya pada siswa secara online, karena tentu saja terbatas kuota data. Juga sangat berbeda dengan menjelaskan secara langsung pada siswa melalui tatap muka,” katanya.

Sifa (10) salah seorang siswa asal Desa Cekelan, Temanggung, mengaku senang bisa bertemu teman-temannya lagi saat home visit. Selama ini ia lebih banyak di rumah karena masih berlangsung pandemi Corona.

“Saya merasa senang bisa ketemu teman-teman lagi,” katanya.

Penulis : MC.TMG/Tosiani;Ekape
Editor : WH/Diskominfo Jtg

Berita Terkait