Satu Nesia Sama Rasa, Adu Kemampuan Seleksi FK Metra

  • 24 Jun
  • bidang ikp
  • No Comments

KLATEN – Punya follower atau pengikut media sosial banyak, tak berarti bisa seenaknya saja membuat atau meneruskan informasi. Apalagi, jika informasi yang disebarkan tersebut berdampak pada perpecahan. Masyarakat pun dituntut terus bijak bermedia sosial.

Pesan inilah yang diangkat 15 seniman muda Sanggar Kesenian Klaten, melalui penampilan “Satu Nesia Sama Rasa” besutan sutradara muda Panggah Rudhika. Mereka beradu kemampuan pada ajang Seleksi Pertunjukan Rakyat Forum Komunikasi Media Tradisional (FK Metra) Tingkat Provinsi Jawa Tengah 2019, di Pendapa Pemerintah Kabupaten Batang, (Jumat 21/6/2019).

Cerita berawal ketika Yu Jum penjual sayur asal Desa Ndondongan, Kecamatan Pelemkecut, Kabupaten Lotisan terpaksa berjualan sayur karena suaminya menganggur. Meski sarjana ekonomi, suaminya menjadi pengangguran akibat sempitnya lapangan kerja. Tapi Yu Jum sangat aktif di media sosial. Menjadi YouTubers menjadi pekerjaan sampingannya.

Bermodal gawai android, Yu Jum mengunggah video sensasional, tanpa memperhatikan kebenarannya. Dia berharap dengan isu bombastis, followers-nya meningkat, akumnya di-subscribe, sehingga uang mengalir ke kantong.

Ide itu muncul ketika Nunung tetangganya yang miskin akibat terjerat rentenir sebagai pemain lakon. Dengan aksesoris emas imitasi bak orang kaya, dia mengunggah video Nunung yang diberi label orang kaya baru Desa Ndondongan. Sesaat pesan ini menyebar dan heboh.

Mendadak di medsos nama Nunung disebut orang kaya baru. Melihat video tersebut, Cui sang rentenir murka. Nunung yang pinjam uang darinya, ditagih menjawab tidak punya uang. Akhirnya Nunung dilabrak. Konflik dan perkelahian antara Nunung dan Cui tak dapat dihindarkan. Beruntung ada tokoh Bu Lurah yang bisa mendamaikan. Seelah diusut, ternyata ulah Yu Jum yang mengunggah konten bohong atau hoaks menjadi sumber masalah.

“Cerita ini berangkat dari sempitnya lapangan kerja sehingga masyarakat mencari jalan singkat menjadi YouTubers. Sayang lemahnya diseminasi informasi, masyarakat sering meninggalkan efek berita, misalnya pesan yang diunggah di media sosial itu menyebabkan konflik atau permusuhan. Inilah pesan penting drama singkat FK Metra sebagai edukasi bermedia sosial oleh lima seniman muda Klaten yang tampil di Batang,” kata Panggah.

Kepala Bidang Komunikasi dan Persandian Diskominfo Kabupaten Klaten Totok Gantoro menyampaikan, kegiatan FK Metra merupakan bagian diseminasi informasi melalui komunikasi budaya, yang melibatkan komunitas seni. Banyak cara yang bisa dilakukan pemerintah salah satunya edukasi dengan mememanfaatkan pertunjukan tradisional rakyat.

“Tahun ini, kami bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Klaten mendampingi sanggar seni Klaten tampil di ajang FK Metra Jawa Tengah bertempat di Pemkab Batang,” ujarnya.

Ajang tahunan Seleksi Pertunjukan Rakyat FK Metra Tingkat Provinsi Jawa Tengah 2019 di Pendapa Pemerintah Kabupaten Batang, Jumat (21/6/2019) dibuka Wakil Bupati Batang Suyono didampingi Sekretaris Daerah Batang Nasikhin, Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo Jawa Tengah Setyo Irawan, disaksikan ratusan pelajar setempat. Seleksi diikuti delegasi kesenian dari lima kabupaten, meliputi Klaten, Demak, Kebumen, Kudus dan Batang sebagai tuan rumah. Penampilan FK Metra terbaik akan mewakili Jawa Tengah di Jakarta.

Penulis : Joko Priyono, Diskominfo Klaten

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait