Sangireka 2025: Sragen Jadi Titik Temu Ilmuwan dan Seniman Dunia di Situs Warisan Dunia

05 November 2025
Yandip Prov Jateng (2)

SRAGEN – Di tanah tempat manusia purba menapakkan jejak pertamanya, Sangiran kembali bersinar melalui Event Budaya Sangireka 2025. Bertempat di Lapangan Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Minggu (2/11/2025), kegiatan ini menjadi momentum pertemuan ilmuwan, seniman, dan masyarakat dari berbagai negara dalam satu ruang kolaboratif untuk memperkuat jalinan kebudayaan dunia.
Acara ini terselenggara berkat kerja sama antara The International Union of Prehistoric and Protohistoric Sciences (UISPP) sebagai penyelenggara utama, bersama BLU Museum dan Cagar Budaya (MCB) Unit Museum Manusia Purba Sangiran, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kolaborasi ini memadukan semangat riset ilmiah dan nilai-nilai budaya dalam satu wadah inspiratif.
Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, yang menyampaikan sambutannya dalam bahasa Inggris, mengungkapkan rasa bangga dan haru atas terselenggaranya kegiatan yang memadukan nilai ilmiah dan kearifan lokal. Menurutnya, Sangiran merupakan simbol kebesaran ilmu dan kemanusiaan yang harus dijaga keberlanjutannya.
“Sangiran bukan hanya warisan budaya, tetapi juga permata ilmu pengetahuan dan pendidikan. Dari sinilah peradaban manusia prasejarah bermula. Sebagai pusat penelitian evolusi manusia, Sangiran mengukuhkan identitas Sragen melalui branding daerah ‘Sragen, The Land of Java Man’,” ungkapnya.
Bupati berharap momentum ini dapat memperkuat sinergi antara peneliti, akademisi, dan masyarakat lokal dalam menjaga keberlanjutan Sangiran.
“Saya mewakili masyarakat Sangiran berharap partisipasi aktif dari para peserta UISPP untuk mendukung pengembangan kawasan ini, tidak hanya untuk ilmu pengetahuan dan pendidikan, tetapi juga bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Kepala Bagian Umum Museum dan Cagar Budaya, Muhammad Iqbal, menjelaskan, Sangireka menjadi ruang pertemuan antara ilmu, budaya, dan kreativitas yang tumbuh di sekitar situs warisan dunia Sangiran.
“Kami berharap Sangireka dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan dan menjadi program tahunan yang menghubungkan prasejarah, masyarakat, dan masa depan. Melalui ilmu, budaya, dan kebersamaan, kita dapat menjadikan Sangiran bukan sekadar situs fosil, tetapi sumber nilai kemanusiaan dunia,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Kementerian Kebudayaan RI, Ahmad Mahendra, menilai keberadaan Sangiran sebagai simpul penting bagi penguatan ekosistem budaya nasional.
“Sangiran memiliki peran besar dalam membangun ekosistem budaya yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Hal ini sejalan dengan visi Bupati Sragen yang seirama dengan kebijakan Kementerian Kebudayaan dalam pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan budaya agar Sangiran menjadi ikon daerah yang memberi dampak nyata bagi kesejahteraan warganya,” tuturnya.
Sorak dan irama berpadu mengiringi pembukaan Sangireka 2025, yang dimeriahkan oleh penampilan Teater Gejug Lesung Sangir, Grup Gejog Lesung Ngebung, Tari Rodat, dan Keroncong Atap. Penampilan istimewa Endah Laras menutup acara dengan lagu-lagu dalam berbagai bahasa, sebagai simbol persahabatan dan harmoni lintas budaya.

Penulis: Henik/Yuli DiskominfoSragen
Editor: WH/DiskominfoJtg

Skip to content