RIBUAN KADER DAN DUKUN BAYI DIAJAK KAWAL WONG METENG

  • 28 Dec
  • yandip prov jateng
  • No Comments

BREBES-Ribuan kader posyandu dan dukun bayi, diajak untuk melakukan gerakan kawal meteng. Mengigat Kabupaten Brebes masih tinggi dalam kematian ibu melahirkan dan bayi yang dilahirkan. Gerakan tersebut ditandai dengan pembacaan ikrar bersama antara Wakil Bupati, Kepala Dinas Kesehatan, Kader Posyandu dan dukun bayi.

“Semua harus bergerak, mengawal wong meteng agar manene sehat bayine selamet,” ajak Wakil Bupati Brebes Narjo SH saat temu kader dan dukun bayi guna mendukung gerakan Brebes kawal wong meteng, di aula SMA N 1 Larangan, Rabu (27/12).

Narjo menuturkan, kendati Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang dilahirkan di Kabupaten Brebes sudah menurun, tetapi harus terus dikawal. Karena jumlah wong meteng dengan kader dan dukun bayi jauh lebih banyak. “Semua harus terlibat mengawal wong meteng, dari suami, keluarga, Bupati, polisi, TNI dan seluruh warga masyarakat untuk peduli kepada wong meteng,” tuturnya.

Keberadaan ibu yang mengandung sangat membutuhkan pertolongan semua pihak. Untuk itu, harus diketahui keberadaannya dan juga harus perhatikan ditolong saat persalinannya.

Dalam kesempatan tersebut, wakil bupati memberikan bantuan transport kepada para dukun bayi dan kader posyandu.

Kepala dinas kesehatan kabupaten Brebes dr Sri Gunadi Purwoko menjelaskan, sebanyak 1.298 Dukun bayi dan 8.160 Kader posyandu se kabupaten Brebes. Masing masing dukun bayi dan kader posyandu mendapatkan Rp 250 ribu.

Para Dukun bayi dan kader posyandu juga hadirin mengucapkan ikrar gerakan mendukung kawal wong meteng. Kegiatan serupa digelar di Yayasan Bakti Setia Losari untuk Sembilan Puskesma wilayah BLUD Tanjung

Sedangkan di Pendopo Brebes, dihadiri langsung Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE MH untuk wilayah BLUD Brebes.

Diakui Bupati, angka kematian Ibu di Brebes masih tinggi karena ada 31 orang yang meninggal di tahun 2017. Untuk itu, Bupati berharap ada dukungan seluruh pihak dari hulu hingga hilir dalam menangani AKI maupun AKB. “Ditingkat hulu diperlukan kesadaran masyarakat dan pihak pihak terkait dalam upaya promotif dan preventif. Sedangkan ditingkat hiling perlu ditingkatkan penanganan kuratif,” ujarnya.

Dengan demikian, bisa memberikan perlindungan kepada ibu dan bayi untuk mendapatkan pelayanan persalinan yang aman, meningkatnya pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan dan mengurangi tingginya kematian ibu. (wasdiun)

 

Berita Terkait