Revitalisasi Sungai Untuk Cegah Banjir

  • 26 Feb
  • yandip prov jateng
  • No Comments

 

KAJEN – Pemerintah Kabupaten Pekalongan terus melakukan berbagai upaya agar kondisi banjir di wilayah Kota Santri tidak terulang kembali, antara lain dengan melakukan pompanisasi, normalisasi saluran, dan pengkajian bersama para ahli mengenai efek dari pembuatan tanggul penahan rob.
Hal tersebut dikatakan Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi, saat mendampingi Kapolda Jateng, Irjen Pol Ryco Amelza Dahniel, meninjau lokasi banjir, Selasa (25/2/2020). Turut mendampingi Kapolres Pekalongan, AKBP Aris Tri Yunarko.
Menurut Bupati, tahun ini akan ada anggaran revitalisasi saluran untuk memperkecil kemungkinan terjadinya banjir lagi di daerah yang biasa terkena banjir.
”Tahun ini kita ada anggaran revitalisasi saluran, mudah-mudahan nanti akan memperkecil proses ini, karena disini curah hujannya ekstrim, jadi dimana-mana terjadi genangan air,” ungkap Bupati.
Selain itu, Bupati Asip juga berharap hasil rapat bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Pusdataru Provinsi Jateng, Pemerintah Kota dan Pemerintah Kabupaten Pekalongan pada hari Senin (24/2/2020) kemarin di Kantor Walikota Pekalongan, dapat memperoleh solusi untuk masalah banjir yang sering terjadi di wilayah Kabupaten pekalongan ini.

“Pada rapat tersebut diperoleh keputusan bersama terkait dengan rencana pengelolaan polder, revitalisasi sungai , pembangunan rumah pompa dan sebagainya dimasa mendatang,” terangnya.

Rapat Bersama Atasi Darurat Banjir
Pemerintah bertindak cepat untuk mengatasi banjir yang menerjang wilayah Pekalongan. Bersama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah selaku dan Pemerintah Kabupaten dan Kota Pekalongan bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggelar rapat koordinasi (rakor) penanganan bencana banjir, di ruang Kresna Sekretariat Daerah Kota Pekalongan, Senin (24/2/2020) malam. Sinergi bersama ketiga instansi itu dilakukan untuk menyusun langkah-langkah strategis berkaitan dengan darurat banjir yang sudah ditetapkan di kedua wilayah Pekalongan tersebut.
“Karena wilayah kabupaten dan kota berdampingan jadi tidak bisa secara parsial tapi harus terintegrasi penanganan, utamanya adalah Sungai Permi, Sungai Meduri yang merupakan sungai kota dan kabupaten,” jelas Bupati di Ruang Kresna Sekretariat Daerah Kota Pekalongan.
Lebih lanjut, bupati menerangkan kedua long storage yang memanjang dari wilayah kabupaten masuk ke kota ini juga perlu memperoleh penanganan khusus. Berbagai hal yang dapat mengakibatkan terjadinya banjir terutama karena tidak tertampungnya air hujan dengan volume yang ekstrim menjadi pekerjaan rumah yang harus segera ditangani setelah pembangunan tanggul penanganan rob selesai.

Langkah-langkah penanganan yang perlu dilakukan, menurut yaitu langkah jangka pendek, menengah dan panjang, jangka pendeknya adalah revitalisasi saluran, kemudian jangka menengah yaitu dengan melakukan penyempurnaan pompanisasi, penyempurnaan tanggul dan lain-lain, kemudian untuk jangka panjangnya adalah membuat polder di purworejo lalu menutup Sungai Bremi dan Sungai Meduri.

Untuk tempat penutupannya di rumah pompanya yang ada di kabupaten pekalongan, kemudian nanti sharring mana yang menjadi tanggung jawab kabupaten, kota, BBWS, PUSDATARU, semua sinergi bisa dibicarakan dengan baik, harapannya dengan cara seperti ini kedepan tidak ada banjir lagi, dan untuk keadaan sehari-hari bisa ditangani dengan efektifitas tanggul penahan rob.

Acara yang dihadiri oleh Walikota Pekalongan, Wakil Walikota Pekalongan HM. Saelany Machfudz, SE., Bupati Pekalongan H. Asip Kholbihi, SH.,M.Si, Kepala BBWS Pemali Juaana Ir. H. Ruhban Ruzziyatno, MT., serta atas nama Kepala Dinas Pusdataru Provinsi Jawa Tengah H. Agus Purwanto, ST, MT., mendapatkan hasil penanganan sungai Bremi dan Sungai Meduri yang akan dilakukan dengan pembangunan pintu dan stasiun pompa di pertemuan muara Sungai Bremi dan Meduri, proses pembebasan lahan akan dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pekalongan, karena letak rencana pembangunan pintu dan stasiun pompa berada di wilayah Kabupaten Pekalongan. Pemerintah Kota Pekalongan akan menggeser pompa untuk membantu operasionalisasi sistem pompa yang akan dibangun.

Desain untuk penanganan muara Sungai Bremi dan Meduri dibuat maksimalis. Hal itu mendasari pada kejadian banjir yang terjadi saat ini sangat besar sebagai akibat tingginya curah hujan, sehingga desain yang maksimalis tersebut diharapkan dapat mengantisipasi curah hujan yang relative tinggi di waktu-waktu yang akan datang.

Penanganan parapet Sungai Bremi dan Meduri akan dikoordinasikan Pemprov Jawa Tengah dengan Pemkot dan Pemkab Pekalongan, kemudian untuk penanganan tuntasnya yaitu dengan pembangunan pintu dan setasiun pompa, serta pengusulan normalisasi oleh Pemprov Jateng kepada Menteri PU-PR.

Pembangunan tanggul dan longstorage di sisi utara tanggul Mulyorejo Kabupaten Pekalongan diusulkan oleh Pemprov Jateng kepada Menteri PU-PR. Pemkot dan Pemkab Pekalongan menyiapkan lahan untuk disposal pengerukan sungai, serta penanganan permasalahan sosial.

Selain itu uga direncanakan akan dilakukan pengalihan sebagai catchment area Sungai Bremi dan Meduri ke Kali sengkarang. Penanganan darurat di Wilayah Mulyorejo dan Tirto dengan bantuan pompa dari BBWS Pemali Juana dengan kapasitas 500 liter per detik.

Pemerintah Provinsi Jawa tengah Mengusulkan penanganan Kali Kupang (Loji) dan Banger Kota Pekalongan kepada Menteri PU-PR. Kemudian penyempurnaan Kali Silempang untuk mengurai beban sistem Mrican-Wonokerto, dan Pemeritah Kota, Kabupaten Pekalongan, serta Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan segera mengkoordinasikan dalam pengelolaan sistem polder bersama.(red).

Penulis : Tim Kominfo Kab. Pekalongan

Editor : Tn/Diskominfo Jateng

Berita Terkait