Rangkul Anak Jalanan untuk Nyantri

  • 15 May
  • yandip prov jateng
  • No Comments

PURWOREJO – Hidup bermanfaat bagi orang lain. Prinsip itulah yang diterapkan oleh para pengelola pondok pesantren (ponpes) Azzaidin, Desa Tegalsari, Kecamatan Bruno. Mereka merangkul anak-anak jalanan dan remaja bermasalah untuk nyantri di ponpes tersebut.

Taufik Hidayat (29) salah satu pengasuh Ponpes Azzaidin mengungkapkan, dirinya sering menjadi bahan gunjingan dan cemoohan warga atas langkahnya mengajak anak-anak jalanan. Meskipun begitu, Taufik tak patah arang.

“Banyak ungkapan-ungkapan sinis yang mengatakan, anak kiai kok mau dekat-dekat dengan orang jalanan. Saya menganggap ini tantangan yang harus saya hadapi,” ungkap Taufik saat memyambut rombongan Wakil Bupati Purworejo di ponpes Azzaidin, Kamis (14/5/2020).

Menurutnya, anak jalanan dan remaja bermasalah bukan orang yang harus dijauhi, melainkan harus didekati dan diajari agar berperilaku sesuai ajaran agama dalam kitab suci. Taufik mengaku selalu mengingat pesan dari gurunya agar hidup bermanfaat untuk sesama, bukan hanya bagi warga yang baik melainkan juga kelompok marginal dengan stigma buruk di masyarakat. Ia pun yakin anak-anak jalanan dan remaja bermasalah punya kesempatan untuk menjadi sosok yang baik.

“Jangan melihat keburukan orang lain, tanpa melihat duduk permasalahannya. Dengan mengetahui yang sebenarnya, insyaallah akan diberi kemudahan dalam menyadarkan. Bukan tidak mungkin anak jalanan yang sudah sadar dari pengaruh negatif, justru akan melebihi baiknya dari yang lain,”

Mengenai model pembelajaran, Taufik menerangkan, perlakuan khusus diterapkan bagi para santri anak jalanan tersebut. Mereka sengaja ditempatkan dalam ruangan tersendiri, dan tidak berbaur dengan santri lainnya. Tujuannya, menjaga privasi kelompok marjinal tersebut.

Metode mengajinya juga tidak sama, selain belajar salat lima waktu, hafalan surat-surat Al-Qur’an, para santri spesial tersebut juga diberikan materi khusus tentang penyadaran terhadap pertanggungjawaban hidup, tidak hanya di dunia tapi juga di akherat.

“Alhamdulillah, mereka mau meninggalkan perbuatan yang dilarang agama seperti sabu, miras, judi, dan sejenisnya. Bahkan sudah melaksanakan salat lima waktu, mengaji Al-Qur’an, dan lainnya. Meski anak jalanan yang mengaji tidak banyak hampir 10 orang, tapi dari jumlah kecil ini saya percaya, Insyaallah akan mampu menularkan yang lain untuk mengikuti mengaji,” ujar Taufik.

Sementara itu, Wakil Bupati Yuli Hastuti mengungkapkan rasa bangganya terhadap langkah yang dilakukan oleh pengelola ponpes Azzaidin. Wabup Yuli menyatakan, sekecil apapun upaya yang dilakukan untuk mendatangkan manfaat bagi orang lain, tentu bernilai sangat baik. Memberikan penyadaran terhadap orang-orang yang terbiasa berperilaku negatif bukanlah hal yang mudah. Diharapkan, penyadaran melalui pendekatan ajaran agama seperti ini bisa terus dikembangkan.

Sebagai informasi, ponpes Azzaidin merupakan ponpes tertua kedua di Bruno setelah ponpes Roudotul Atfal. untuk dapat menuju Ponpes Azzaidin. Meskipun terletak sekitar 35 kilometer lebih dari pusat kota Purworejo, namun tak menyurutkan para santrinya untuk belajar. Bahkan, santriwan san santriwati ponpes berasal dari berbagai daerah, tak hanya dari wilayah sekitar Tegalsari atau Wonosobo, tapi juga dari Sumatera, Palembang, Cilacap, dan daerah lain.

Tercatat sudah ribuan santri yang ngangsu kawruh ajaran Islam di ponpes Azzaidin, lalu kembali ke daerah masing-masing untuk mengaplikasikan ilmunya. Saat ini, terdapat lebih dari 80 orang santriwan dan santriwati yang masih menuntut ilmu di ponpes. Mereka dididik oleh enam orang guru, dan kiai serta nyai sebagai pengasuh ponpes.

Ilmu agama yang diajarkan di ponpes Azzaidin meliputi ilmu fiqih, yakni ilmu tentang berbagai persoalan hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT, seperti misalnya tata cara sholat, wudhu, dan lain sebagainya. Ada juga ilmu alat, yakni ilmu mengenai tata cara membaca kitab kuning, dan ilmu hadist yakni mempelajari sejarah para nabi, dan alim ulama, serta kajian-kajian yang lain.

Penulis: Ro/Kontributor Purworejo
Editor: Tn/Diskominfo Jateng

Berita Terkait