Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
PETANI JAMBU DI KENDAL MULAI BERGAIRAH
- 08 Mar
- yandip prov jateng
- No Comments

KENDAL – Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi menyelenggarakan program Produk Unggulan Kawasan (Prukades) di Kabupaten Kendal, berupa tanaman jambu getas merah.
Untuk mengembangkannya dilakukan kerja sama antara Bumdesa Bersama Plasma Petik Sari dengan PT Fruit Ing Indonesia.
Penandatanganan Perjanjian Kerja sama (PKS) turut disaksikan Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan, Bupati Kendal, Komisaris Utama Bank Rakyat Indonesia dan Ketua Rumah Perubahan, serta para Kepala Bapedda dan Kepala Dinas PMD Kabupaten se Jawa Tengah, dan para kepala desa, di Desa Kalipakis Kecamatan Sukorejo, Rabu (7/3).
Dirjen Pembangunan Kawasan Perdesaan, Prof. Dr. Ahmad Erani Yustika menekankan pentingnya kerja sama dan kolaborasi.
“Jangan hanya bertumpu pada masing-masing desa. Skala ekonomi hanya bisa tercapai jika bekerja sama,” ujarnya.
Dia menyebutkan, sumber keberkahan ekonomi adalah yang mampu mengusai inovasi, menciptakan nilai tambah dari hulu ke hilir, serta menguatkan organisasi ekonominya yaitu Bumdesa Bersama.
Menurut Erani, modal dan sarana prasarana penting. Namun yang lebih penting adalah pengelolanya. Stok pengetahuan perlu ditambah, mencari informasi dan mempelajari hal- hal baru.
“Kerja sama ini saya harapkan menjadi contoh di tempat lain,” cetusnya.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Kendal dr. Mirna Anissa, M.Si mengungkapkan, ini menjadi harapan baru bagi petani jambu supaya tidak takut lagi harga rendah. Dia berharap dengan kerja sama ini tidak ada lagi jambu-jambu busuk yang tidak termanfaatkan.
Sementara Komisaris Utama Bank BRI, Dr. Andrinof Chaniago, MS mengatakan, kemitraan semacam ini yang dicari dan siap didukung perbankan.
Ditambahkan Ketua Rumah Perubahan Rhenald Kasali, kerja sama tersebut menimbulkan harapan baru bagi petani jambu.
Yang awalnya jambu petani dibeli Rp 500/kg menjadi Rp 2000/kg oleh para pengempul sehingga mendapatkan kenaikan harga Rp 1500/kg.
Para pengumpul menjual kepada Bumdesa Bersama dengan harga Rp 2400/kg. Lalu PT Fruit Ing Indonesia membeli dengan harga Rp 3000/kg dari Bumdesa Bersama.
“Sistem semacam ini bisa saling menguntungkan bagi semua pihak dan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat Kendal. Sistem seperti ini perlu diperbanyak dan menjadi virus bagi daerah lain,” pungkasnya. ( heDJ / Kominfo )