PENELITI LIPI : MINIMAL 47 KEBUN RAYA DIMILIKI INDONESIA

  • 28 Feb
  • yandip prov jateng
  • No Comments

JAKARTA – Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) menggelar Focus Group Discussion (FGD) “Pengelolaan Kebun Raya yang Modern dan Berkelanjutan” yang diadakan di JS Luwansa Hotel Jakarta, Selasa (27/2). Diskusi ini merupakan bagian dari gerakan Jaga Bhumi ini dalam menggali opini-opini membangun terkait pengelolaan Kebun Raya di Indonesia.

Bupati Boyolali, Seno Samodro berindak sebagai narasumber bersama tiga narasumber lain. Selaku pemerintah daerah Bupati Seno menyampaikan perihal Inisiatif Daerah Dalam Pembangunan Kebun Raya. Kemudian narasumber kedua dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Joko Ridho Witono yang berbicara Perbandingan Kebun Raya Indonesia dengan Kebun Raya di Dunia.

Selanjutnya dari The Bodyshop Indonesia yang diwakili Rika Anggraini dengan judul paparan pentingnya Kebun Raya Bagi Keberlanjutan Industri Berbahan Baku Sumber Daya Alam. Adapun narasumber yang terakhir Fungsi Lain Kebun Raya sebagai Penunjang Kesehatan Masyarakat disampaikan Karen Tambayong dari YKRI.

Wakil Ketua I Yayasan Kebun Raya Indonesia, Alexander Sonny Keraf, mengatakan, pengembangan kebun raya harus menyasar dan menjamin keberlanjutan ekologinya.

Pengembangan tersebut mencakup perawatan dan pemeliharaan tanaman-tanaman spesifik lokal sekaligus menjamin keberlanjutan ekonomi serta sosial dengan menjadikan kebun raya sebagai sarana pendidikan, tempat rekreasi, ecoteraphy, dan sarana sosial budaya lainnya.

“FGD ini juga dimaksudkan untuk membuka kesadaran publik tentang kondisi keanekaragaman hayati yang sebagian dalam keadaan kritis. Kita sangat kaya akan kekayaan keanekaragaman hayati yang harus diselamatkan, di antaranya melalui konservasi eksitu kebun raya,” kata.

Sementara Peneliti Utama Bidang Botani Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya-LIPI, Joko Ridho Witono, menilai kebun raya yang ada di Indonesia masih kurang. Pihaknya mengungkapkan setidaknya Indoneisa harus memiliki 47 kebun raya.

“LIPI mempun­­­yai mimpi membangun minimal 47 kebun raya di seluruh Indonesia yang didasarkan pada eco-region Indonesia. Kenyataannya, sampai Februari 2018 ini baru 37 kebun raya. Kalau bandingkan dengan keanekaragaman hayati Indonesia yang sangat kaya, jumlah itu minim sekali,” kata Joko.

Menurut Joko, kebun raya di Indonesia juga harus mengikuti arus perkembangan zaman dengan memanfaatkan teknologi. Hal ini tidak hanya membutuhkan kreatifitas namun juga perlu didukung dari sisi finansial.

Berita Terkait