Penanganan Stunting Diprioritaskan di 10 Desa

  • 29 Apr
  • yandip prov jateng
  • No Comments

UNGARAN – Sebanyak sepuluh desa rawan balita gizi buruk menjadi sasaran program penanganan stunting Pemkab Semarang.​

Hal itu dikatakan Bupati Semarang melalui Kepala Dinas Kesehatan Ani Raharjo saat membuka acara rembuk stunting di pendapa rumah dinas bupati, Kamis (29/4/2021). Disampaikan, rencananya aksi penanganan stuting tersebut akan melibatkan berbagai pihak agar tepat sasaran dan mencapai hasil maksimal.

“Program intervensi akan dilakukan secara berkelanjutan dan terintegrasi bersama berbagai sektor,” katanya.

Pelaksana harian (Plh) Badan Perencanaan Penelitian Pengembangan dan Pembangunan Daerah (Barenlitbangda) Kabupaten Semarang Muslih menjelaskan, pihaknya menggelar rembuk stunting untuk menyamakan persepsi segenap pemangku kepentingan daerah guna mendukung aksi intervensi penanganan stunting.

Dijelaskan, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan pada 2020, jumlah ​ anak penderita stunting di Kabupaten Semarang sebanyak 3.817 orang anak atau 5,31 persen dari total jumlah populasi anak. Sedangkan berdasarkan pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (PPGBM), prevalensi balita stunting mencapai 12,58 persen atau dibawah angka Provinsi Jawa Tengah sebesar 14,51 persen.

“Tahun ini Kabupaten Semarang ditetapkan sebagai salah satu lokasi fokus intervensi penurunan stunting terintegrasi tingkat nasional. Acara rembuk stunting ini menjadi langkah awal implementasi aksi terintegrasi yang akan dilakukan,” terangnya.

Acara rembuk stunting ditandai dengan penandatanganan komitmen Pemkab Semarang dan DPRD mendukung penanganan stunting. Diserahkan pula bantuan kesehatan dan makanan kepada perwakilan sepuluh desa lokasi aksi.

Penulis: Junaedi, Diskominfo Kab Semarang
Editor: Di, Diskominfo Jateng

Berita Terkait