Pemkab Rembang Pastikan 18 Anak Lulus Stunting

  • 10 Oct
  • yandip prov jateng
  • No Comments

REMBANG – Sebanyak 18 anak di Kabupaten Rembang dipastikan lulus dari stunting, melalui berbagai program penanggulangan stunting.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) Kabupaten Rembang Prapto Raharjo, saat rapat evaluasi sedekah telur, di Aula Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) setempat, Senin (9/10/2023). Disampaikan, 18 anak yang lulus stunting tersebut, berasal dari tiga kecamatan. Yakni, tujuh anak dari Kecamatan Lasem, tujuh anak dari Kecamatan Gunem, dan empat anak dari Kecamatan Sulang. Belasan anak tersebut, sudah tidak lagi tergolong stunting berdasarkan pantauan dan pemeriksaan rutin. Dari pengukuran tinggi dan berat badan, sudah mengalami kenaikan secara signifikan.

“Dengan kenaikan itu, di data elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), data yang didapat kader melalui posyandu yang dilaksanakan setiap bulannya. Mereka sudah tidak kekurangan gizi energi kronis yang merupakan penyebab dari permasalahan stunting,” terangnya.

Keberhasilan itu, menurutnya karena berbagai program untuk penanganan stunting. Mulai dapur sehat atasi stunting (Dahsat), pemberian makanan tambahan (PMT) yang dilaksanakan oleh Puskesmas untuk anak-anak stunting secara gratis, dan inovasi Temokno Laporno dan Openi (Telponi) untuk stunting.

“Dari dana desa juga ada PMT, untuk anak-anak stunting, kemudian didukung juga oleh gerakan sedekah telur. Dari program-program ini, sangat membantu untuk pengentasan stunting. Semuanya jalan,” imbuhnya.

Terkait sedekah telur, Wakil Bupati Rembang Mochamad Hanies Cholil Barro’ menuturkan, setelah empat kali pelaksanaan, hasilnya baik. Sebanyak 2 ribu lebih anak stunting sudah mendapatkan bantuan 14 telur setiap kali kegiatan, yang bisa untuk dikonsumsi anak stunting dua butir setiap harinya.

Disampaikan, dalam evaluasi sedekah telur, jumlah perolehan telur setiap minggu mengalami naik turun. Mengingat program ini bersifat sukarela, pemerintah melakukan sistem tambal sulam, sehingga distribusi lebih merata.

“Sistemnya tambal sulam, di wilayah lain yang kelebihan telur, kita distribusikan ke yang kurang,” pungkasnya.

Penulis: Mifta, Kominfo Rembang
Editor: Di, Diskominfo Jateng

Berita Terkait