PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MEMPERLANCAR LAJU PEREKONOMIAN

  • 29 Mar
  • yandip prov jateng
  • No Comments

BANJARNEGARA-Panjang jalan Kabupaten Banjarnegara kurang lebih 963 Km. Pembangunan Infrastruktur di Kabupaten Banjarnegara sesuai dengan program Bupati memiliki tiga prinsip, yaitu skala prioritas, membangun jalan sampai tuntas ruas dan interkoneksi. Pada tahun 2018 jalan di wilayah kabupaten Banjarnegara akan segera dikerjakan sampai tuntas ruas.
“Jalan Banjarmangu sampai batas kabupaten Purbalingga tahun ini segera tuntas ruas. kemudian ruas jalan Rejasa, Madukara, Larangan, Plipiran sampai dengan Pagentan dan Pejawaran rencananya di tahun 2019 sudah bisa diselesaikan dengan angaran sebesar 40 M,” kata Kepala Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Banjarnegara, Tatag Rochyadi saat Roadshow Bupati di Balai Desa Blitar, Kecamatan Madukara, Rabu (28/3).
Mengenai interkoneksi jalan, menurut Tatag hal itu harus diwujudkan agar kebutuhan di masing-masing wilayah bisa terpenuhi. akses masyarakat dan jalur distribusi menjadi lebih pendek, sehingga bisa menggeliatkan pertumbuhan ekonomi dan usaha.
Dalam kesempatan ini Wakil Bupati Banjarnegara, Syamsudin, mengatakan bahwa jalan di kabupaten Banjarnegara di tahun 2018 memiliki anggaran sebesar Rp. 307.831.000.000. Dengan membangun infrastruktur jalan yang rusak, hal tersebut bisa mendukung potensi di masing-masing wilayah.
“Mari kita bergotong royong mensukseskan program pembangunan infrastruktur, agar perekonomian di Banjarnegara semakin baik dan kesejahteraan masyarakat meningkat,” tuturnya.
Waspada Bencana
Disamping itu, lanjut Wabup, kita juga harus waspada bahwa Kabupaten Banjarnegara memiliki daerah yang rentan dengan bencana yaitu tanahnya labil dan mudah longsor. Oleh karena itu, kepada masyarakat yang berada didaerah rawan longsor untuk tetap waspada.
Tanah longsor yang menjadi bencana mayoritas di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2017 ada 112 kejadian, sedangkan pada tahun 2018 sampai akhir maret ini sudah terjadi sekitar 90 kejadian longsor. Hal tersebut memberikan kerugian yang cukup besar dari segi materiil, sedangkan korban jiwa sampai saat ini masih nihil.
Arif Rahman, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara menerangkan tentang antisipasi masyarakat terhadapan ancaman tanah longsor. Masyarakat harus mengetahui tanda-tandanya jika akan terjadi tanah longsor.
“Sebelum tanah longsor biasanya terjadi rekahan tanah, pohon dan tiang listrik miring dan sumber air warnanya menjadi keruh,” jelasnya.
Apabila masyarakat sudah mengetahui hal tersebut, maka desa tangguh bencana di beberapa tempat yang tanahnya labil akan dapat diwujudkan. (amar).

Berita Terkait