Optimalkan Penerimaan, E-Retribusi Pasar Kebonpolo Diluncurkan

  • 26 Oct
  • yandip prov jateng
  • No Comments

MAGELANG – Sukses memberlakukan retribusi elektronik (E-Retribusi) di Pasar Cacaban, Pemerintah Kota Magelang meluncurkan E-Retribusi bagi pedagang Pasar Kebonpolo Kota Magelang. Peluncuran dilakukan Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito didampingi Pemimpin Bidang Pemasaran Bank Jateng Cabang Koordinator Magelang Drisasongko Widiantoro, di Pasar Kebonpolo, Senin (26/10/2020).

Kepala Disperindag Kota Magelang, Catur Budi Fajar Sumarmo mengatakan, penerapan E-Retribusi ini dilakukan untuk menyukseskan gerakan pembayaran nontunai. Termasuk memudahkan administrasi dan mengoptimalkan penerimaan retribusi.

“E-Retribusi ini mengedepankan transparansi. Penerapan pertama di Pasar Cacaban pada Mei 2019 lalu dengan 110 kartu dan tiap pedagang mendapat top up Rp10.000/kartu. Penerapan di Pasar Kebonpolo ini untuk 333 kartu dan top up Rp5.000/kartu,” ujarnya.

Ditambahkan, E-Retribusi itu merupakan hasil kerja bareng dengan Bank Jateng dan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD). Bank Jateng memfasilitasi alat MPos, cetak retribusi, NRC, dan top up saldo.

“Termasuk memfasilitasi peluncuran penerapan E-Retribusi kedua ini di Pasar Kebonpolo. Dengan adanya e-retribusi ini, diharap penarikan retribusi lebih maksimal dan memudahkan petugas saat menariknya dari pedagang,” katanya.

Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito mengapresiasi kemitraan dengan Bank Jateng terkait penerapan E-Retribusi kedua di Pasar Kebonpolo ini. Ia menilai, mau tidak mau di era maju dan serba teknologi ini sudah menuju ke pembayaran nontunai.

“Gerakan nontunai sudah dimulai sejak tahun 2014. Kita lakukan itu secara bertahap dan untuk E-Retribusi sudah dimulai di Pasar Cacaban tahun 2019 lalu. Kita lakukan bertahap, karena memang tidak semua bisa menerima penerapan ini,” jelasnya.

Sigit pun mengajak masyarakat untuk mulai gerakan nontunai. Apalagi, di masa pandemi ini pembayaran nontunai salah satu cara mencegah penyebaran Covid-19.

“Dengan pembayaran nontunai, kita tidak perlu mambawa lembaran uang yang banyak. Saya minta ke pedagang di pasar ini untuk memberikan pemahaman ke konsumen agar membiasakan diri pembayaran nontunai,” terangnya.

Pada kesempatan itu, Sigit mencoba mengoperasikan alat bernama MPos yang digunakan untuk menarik retribusi ke pedagang. Didampingi petugas, Sigit menerima pembayaran retribusi dari pedagang dengan cara menempelkan kartu ke mesin MPos dan memberikan bukti pembayarannya.

Sementara itu, Kepala UPT Pasar Kebonpolo, Teguh Karyawan menyebutkan, total pedagang ada 333 pedagang. Terdiri dari pedagang yang di kios, los, maupun plataran.

“Retribusi kita setiap hari sekitar Rp500.000-Rp550.000. Retribusi berbeda-beda untuk kios, los, maupun plataran. Selama dua bulan April-Mei kita bebaskan retribusinya, karena pandemi. Sekarang sudah normal lagi, tapi pendapatan berkurang sedikit,” ujarnya.

Penulis : Prokompim/kotamgl

Editor: WH/Diskominfo Jtg

Berita Terkait