MIRIS, DITEMUKAN 33 BAYI DAN BALITA TERINVEKSI HIV

  • 01 Dec
  • yandip prov jateng
  • No Comments

PURBALINGGA – Peningkatan kasus HIV/AIDS (Human immunodeficiency virus/infection and acquired immune deficiency syndrome) di kabupaten Purbalingga selama 2017 menjadi keprihatinan Wakil Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, SE, BEcon. Selain karena peningkatanya hampir mecapai tiga kali lipat dibanding kasus HIV/AIDS pada 2016, adanya pergeseran faktor resiko juga membuatnya miris.

Menurut data Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) Purbalingga, pada kurun 2010 – 2016 di kabupaten Purbalingga terdapat 168 kasus HIV/AIDS dimana 14 penderita diantaranya meninggal dunia. Sedangkan pada Januari – Oktober 2017 ini terdapat 60 kasus dengan 12 diantaranya meninggal dunia.

“Pada 2017 ini peningkatanya signifikan dibanding 2016. Peningkatanya hampir  tiga kali lipat. Kalau pada 2016 periode Januari – Desember hanya ada 23-25 kasus, pada 2017 ini sudah terdapat 60 kasus,” ujar Wabup Tiwi saat memberikan sambutan pada acara Peringatan hari AIDS Sedunia (HAS) di Pendapa Dipokusumo, Kamis (30/11).

Menurut Wabup, faktor resiko HIV/AIDS pada 2017 juga mengalami pergeseran. Kalau pada kasus-kasus sebelumnya faktor resikonya lebih pada kaum heteroseksual, namun pada 2017 ini ada pergeseran dimana banyak ditemukan kasus HIV/AIDS pada kaum lajang yakni pada anak usia produktif yang berumur antara 18 – 26 tahun.

“Kemarin kami bahkan menemukan banyak balita dan bayi yang terinfeksi HIV dari ibunya. Saat pemantauan pekan layanan HIV/AIDS kemarin saya menemukan 22 balita dan 10 bayi terinveksi HIV. Sungguh saya sangat miris,” jelasnya.

Kondisi tersebut, diharapkan Wabup menjadi keprihatinan bersama semua stakeholder karena kasus HIV/AIDS sejatinya seperti fenomena gunung es. Dimana kondisi yang terpantau hanya dipermukaannya saja, dan dimungkinkan kondisi yang sesungguhnya jauh lebih banyak dari pada yang terpantau.

“Saya yakin masih banyak penderita HIV/AIDS diluar data yang belum terdeteksi. Ini harus kita cari. Karenanya tahun ini kita lakukan pekan pelayanan HIV, untuk mencari penderita lain agar perkembangan virus HIV bisa ditekan sekaligus untuk melakukan deteksi dini,” katanya.

Wabup juga meminta kepada para kader kesehatan, kepala Puskesmas dan KUA agar deteksi dini HIV/AIDS juga digalakan kepada para catin (Calon Pengantin). Setiap Catin yang akan meningkah, hendaknya melakukan pre-skrining atau premarital test berupa tes HIV. Hal ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya mengurangi penyebaran HIV. “Disamping itu, setiap ibu hamil di premester awal (3-4 bulan kehamilan-red) juga dihimbau untuk melakukan tes HIV. Sekarang sudah bisa dilakukan di semua layanan kesehatan,” tambahnya.

Sekretaris KPAD Heni Ruslanto menuturkan, peringatan Hari AIDS Sedunia kali ini lebih difokuskan pada upaya deteksi dini melalui kegiatan Pekan Layanan Kesehatan khususnya layanan VCT atau tes HIV/AIDS. Kegiatan tersebut telah dilaksanakan sejak 27 November dan akan berakhir pada 2 Desember, pada semua layanan kesehatan masyarakat seperti 22 Puskesmas, laboratorium kesehatan, RSUD dr R Goeteng Tarunadibrata dan semua rumah sakit non pemerintah.

“Sampai Rabu kemarin (29/11) berhasil melakukan tes kepada 1.159 orang secara sukarela terdiri dari masyarakat umum, catin, ibu hamil dan kalangan aparatur. Diantaranya, terdapat hasil tes yang reaktif sebanyak 3 orang,” katanya.

Pihaknya, lanjut Heni, juga melakukan sidak di sejumlah tempat karaoke dengan hasil negativ. Selain itu juga bakal dilakukan penyebaran leaflet dan penyematan logo merah HIV/AIDS pada dua perusahaan besar di Purbalingga. Kegiatan ini akan dilakukan Sabtu (2/12) di PT. Boyang Industrial dengan jumlah karyawan 6.300 orang dan PT. Tiga Putra Abadi Perkasa yang memiliki 800 karyawan.

Sementara pada 100 perusahaan lain, dibagikan poster sebagai media sosialisasi tidak langsung. Penyebaran poster juga dilakukan kepada pengelola obyek wisata, restoran dan hotel. Sebagai puncak acara akan diadakan upacara peringatan HAS pada 4 Desember 2017.

“Hari ini (30/11), kita menyelenggarakan sosialisasi berupa Talk Show dengan menghadirkan sejumlah narasumber,” katanya.

Narasumber yang dihadirkan yakni Nurul Safaatun dari Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI), Ahmad Faizin (Yayasan Peduli kasih), dr. Teguh dan dr. Agoes Meiarso, Sp.OG (RSUD Goeteng), dan dr. Hanung Wikantono, MPPM Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga. (PI-4)

Berita Terkait