MALAM RENUNGAN AIDS NUSANTARA BERSAMA ODHA / ADHA

  • 30 May
  • yandip prov jateng
  • No Comments

SOLO – Komunitas Peduli AIDS Kota Surakarta menggelar agenda tahunan yakni acara malam renungan AIDS Nusantara bersama ODHA / ADHA (Orang Dengan HIV AIDS) di Sasana Krida Warga Mangkubumen, Jl. RM. Said No. 255 kota Surakarta (Senin, 28/05/2018). Acara kali ini mengusung tema “Bercermin Pada Masa Lalu Untuk Mempersiapkan Masa Depan yang Lebih Baik”.

Acara berlangsung pada jam 20.30 WIB yang dihadiri oleh perwakilan dari Pemerintah Kota Surakarta dalam hal ini Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan, DPRD Kota Surakarta, 5 Polsek dan 5 Koramil, 17 layanan kesehatan (puskesmas), serta RS. Moewardi dan RS. Dr. Oen yang saat ini banyak menangani isu HIV/AIDS. Juga menghadirkan pengidap HIV/AIDS, komunitas waria, wanita pekerja sex,  homo sex, pecandu narkoba, dan 51 warga peduli AIDS kota Surakarta. Inti dari acara ini yaitu mengenalkan penyebab HIV/AIDS dan cara pencegahannya, menyalakan lilin-lilin harapan oleh semua tamu undangan bahwasanya pengidap HIV/AIDS masih bisa menciptakan kehidupan yang lebih baik dan bermanfaat, tidak mengeluh dalam kondisi apapun.

Diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Warga Peduli AIDS, dilanjutkan dengan sambutan-sambutan. Sambutan pertama oleh Sekretaris KPA Surakarta, Bapak Harsojo Soepodo yang menyampaikan tujuan diadakan kegiatan yakni memperingati dan mengintrospeksi bahwa saudara-saudara yang mengidap HIV/AIDS mempunyai hak yang sama dengan orang lain pada umumnya, mereka berhak berkarya dan menciptakan suatu hal yang sifatnya positif. Selain itu juga merenungkan dan mendo’akan saudara-saudara yang sudah mendahului akibat HIV/AIDS. Harapannya semua warga masyarakat khususnya di kota Surakarta ikut berpartisipasi dalam rangka pencegahan dan penanggulangan penyakit HIV/AIDS sejak dini, jangan sampai ditemukan orang meninggal karena mengidap penyakit tersebut.

Walikota Surakarta, yang pada kesempatan ini diwakilkan oleh Ibu Rohana dari Dinas Sosial menyampaikan bahwa saudara yang mengidap HIV AIDS harus berkarya dan terus berkarya. Optimisme dan semangat tinggi adalah salah satu obat yang manjur, tidak ada istilah diskriminasi antara pengidap HIV/AIDS dengan saudara yang lainnya. Walikota mengajak seluruh masyarakat untuk ikut berperan dalam mencegah adanya HIV/AIDS serta memberikan dukungan pada hal-hal positif. “Jauhilah penyakitnya, bukan orangnya”. Jelas Ibu Rohana.

Berita Terkait