Lomba Kreativitas Guru, Unjuk Kinerja Saat Corona

  • 25 Nov
  • yandip prov jateng
  • No Comments

BATANG – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Batang menggelar lomba kreativitas guru saat mengajar, dan menyampaikan materi pembelajaran, di tengah pandemi yang masih mewabah.

Sekretaris PGRI Batang, Muhammad Arif Rohman menyampaikan, lomba tersebut selain untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun ke-75 PGRI dan Hari Guru Nasional, juga sebagai bentuk apresiasi serta kreativitas para guru di Kabupaten Batang, dalam pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi maupun media digital.

“Lomba kreativitas guru diikuti oleh seluruh guru terbaik tingkat kecamatan, ditambah cabang khusus, yaitu anggota PGRI yang ada di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan seperti pengawas,” katanya, saat meninjau penilaian Lomba Kreativitas Guru, di ruang kelas SD Negeri Banyuputih Kabupaten Batang, Selasa (24/11/2020).

Dijelaskan, beberapa metode pembelajaran yang dilombakan antara lain, video pembelajaran, film pendek seputar situasi pembelajaran di masa pandemi, dan inovasi guru dalam pembelajaran.

“Peserta yang mengikuti lomba video pembelajaran 23 orang, film pendek 18 orang, dan inovasi guru 18 orang,” beber Arif.

Ia menyampaikan, perlombaan yang digelar PGRI di masa pandemi ini tergolong sederhana. Yang penting para guru merasa bahagia dengan prestasinya, serta tetap dapat mencerdaskan kehidupan bangsa.

Salah satu dewan juri Yustin, memaparkan beberapa kriteria penilaian dalam perlombaan video pembelajaran.

“Untuk video pembelajaran nilai dibagi menjadi dua tahap. Pertama diambil enam besar dengan jumlah terbanyak netizen yang menyukai, kedua dinilai dari kesesuaian tema dengan konten, durasi waktu minimal lima sampai 10 menit dan originalitas,” terangnya.

Yustin menerangkan, pemanfaatan media digital dalam proses pembelajaran di tengah pandemi Covid-19 sangat banyak. Video pembelajaran dapat digunakan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar dari rumah (BDR).

“Videonya menarik sekali. Salah satunya dari Kecamatan Batang berjudul ASEAN The Explorer, yang memvisualkan seorang siswa diajak untuk menjelajahi dari satu negara ke negara lainnya. Ada pula pembelajaran menggunakan animasi tentang sistem tata surya, yang tentu menarik siswa untuk mengikuti kegiatan belajar walaupun secara daring,” tuturnya.

Perempuan yang juga mengajar di SD Desa Menjangan Subah itu mengutarakan, dalam proses pembelajaran sudah menerapkan aplikasi zoom. Namun hanya 60 persen siswa yang dapat mengikuti secara baik. Hal itu karena keterbatasan sinyal, meskipun anak didik sudah mendapatkan bantuan kuota dari Kemendikbud RI.

“Itu dinilai kurang maksimal. Maka di desa kami, cara paling tepat dengan metode guru kunjung. Siswa diperbolehkan datang ke rumah salah satu siswa lain, dengan jumlah peserta maksimal lima orang. Serta tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak aman, mencuci tangan dengan sabun dan bermasker,” ungkap Yustin.

Ia menambahkan, seorang pendidik harus memiliki kreativitas, dan menguasai teknologi untuk memudahkan pembelajaran secara daring. Guru juga perlu diasah kemampuannya dalam membuat video-video pembelajaran kreatif.

“Hal tersebut diperlukan, karena sistem pembelajaran tatap muka belum diketahui kapan dilaksanakan kembali. Meskipun Mendikbud Nadiem Makarim sudah memperbolehkannya di bulan Januari. Itu pun hanya empat jam pembelajaran, yang tentunya masih kurang maksimal,” paparnya.

Penulis : Mc Batang Jateng/Heri
Editor : dnk/ul Diskominfo Jateng

Berita Terkait