Lima Tahun Mendatang Kota Tegal Berubah, Menjadi Idaman Warganya

  • 12 Jul
  • yandip prov jateng
  • No Comments

Tegal – Wakil Presiden RI Jusuf Kalla membuka Program Riset dan Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) tahun 2019, Jumat (12/07) di Istana Wakil Presiden. Hadir dalam pembukaan Anggota DPR RI Fadel Muhammad, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumulo, MenPAN RB Syafruddin, Rektor ITB Prof. Dr. Kadarsah Suryadi, DEA, Ketua APEKSI Airin Rachmi, Presiden Direktur Metro TV Suryopraptomo, para Walikota dan Wakil Walikota anggota APEKSI antara lain Walikota Surabaya Tri Rismaharini dan Wakil Walikota Tegal Muhammad Jumadi, S.T., M.M.

Dalam sambutannya, Rektor ITB menyebut tahun ini ITB bekerja sama dengan Metro TV melaksanakan Riset dan Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) 2019. Tahun ini merupakan pelaksanaan yang ketiga setelah sebelumnya pada tahun 2015 dan 2017, ITB pernah melaksanakan RKCI.

Menurut Kadarsah, yang dimaksud dengan kota cerdas yakni jika dapat mengatasi tantangan sehingga mampu sediakan kota yang aman dan nyaman dengan menggunakan berbagai pendekatan sistematis dan terencana. Kota cerdas juga mendukung tujuan negara yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

Tujuannya, untuk memetakan kota menuju kota cerdas. Menurut Kadarsah, program tersebut bukan untuk mencari kota yang unggul, tapi sarana memetakan kondisi setiap kota. Untuk menentukan kondisi kota, dilakukan lah riset yang hasilnya digunakan sebagai stimulan bagi kota-kota yang lain.

“Harapannya semua kota dan kabupaten di Indonesia maju dan besar dan tidak ada kesenjangan. Dan semoga RKCI ini bermanfaat bagi kemajuan bangsa,” harap Kadarsah.

Wakil Presiden mengucapkan terima kasih atas penyelenggaraan RKCI tahun 2019. Permasalahan kota yang berkembang yakni urbanisasi atau terjadi perpindahan penduduk dari desa ke kota, saat ini hampir 55 persen penduduk hidup di kota yang berdampak karena peningkatan industri dan jasa di kota. Dengan semakin banyaknya penduduk suatu kota, maka untuk memahami kebutuhan penduduk maka layanan harus semakin baik. Demikian pula teknologi yang tidak bisa dihindarkan.

Namun Yusuf Kall berpendapat, bahwa bukan karena teknologi sehingga kota menjadi kota cerdas. Terpenting Walikotanya cerdas, karena teknologi bisa dibeli dan jika peralatan macam-macam namun kalau walikota tidak bisa menggunakan sama saja. Sementara pembinaan kota tidak dapat diandalkan semata pada alat. Dengan adanya RKCI, Yusuf Kalla mendukung penuh program ini.

“Melihat RKCI perlu ada penilaian. Jadi bagian dari pembelajaran untuk dikembangkan dengan daerah lain,” ungkap Yusuf Kalla.

Usai pembukaan RKCI 2019, kemudian dilanjutkan talkshow yang dimoderatori oleh Guru Besar Institut Teknologi Bandung Prof. Dr. Ir. Suhono Harso Supangkat, M.Eng dan narasumber Walikota Yogyakarta Haryadi, Deputi II Bidang Kajian dan Pengelolaan Program Prioritas Yanuar Nugroho, Ph.D, Direktur Perkotaan, Perumahan dan Permukiman Tri Dewi Virgiyanti, S.T., MEM.

Ketua APEKSI Airin Rachmi mengucapkan terima kasih atas hadirnya Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Harapannya dengan one map  dan one data, memudahkan dalam pihaknya  bekerja. Sementara terkait RKCI, Airin mengatakan program tersebut membantu evaluasi dan mengetahui posisi dimana kota yang dibinanya berada. “Itu yang kita perlukan. Program  kita dimana, posisi dimana, evaluasinya seperti apa, rekomendais yang harus dilaksanakan seperti apa,” ungkap Airin.

Sementara Wakil Walikota Tegal usai menghadiri pembukaan RKCI 2019 mengatakan bahwa RKCI merupakan tantangan bagi Kota Tegal. “Ini tantangan buat kita Kota Tegal kedepan, karena Tegal saat ini sudah menjadi parameter di Republik ini, bagaimana kita melayani masyarakat dengan cerdas. Seperti tadi dikatakan smart city, ada smart people, smart government termasuk leadernya juga, ini artinya menjadi tantangan buat saya dan Walikota Tegal Dedy Yon, bagaimana bisa mewujudkan smart city ini,” tutur Jumadi.

Berkaitan kolaborasi yang dilakukan dengan Walikota, Jumadi dengan Walikota Tegal H. Dedy Yon Supriyono, S.E., M.M., menegaskan keduanya mempunyai semngat yang sama  dalam mewujudkan kota cerdas. “Saya dengan Pak Dedy punya semangat yang sama, pagi hari ini akan melaporkan kepada Walikota Tegal tentang apa langkah-langkah yang dilakukan agar kita berdua bisa menyusun target di tahun 2021 bisa mewujudkan menghadirkan real smart city di Kota Tegal. Seperti yang arahan Kantor Staf Presiden (KSP), Keementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Pemerintah dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB). Sehingga inline, tadi yang saya tangkap dan menjadi catatan penting saya bagaimana mengubah yang prosedural menjadi subtansial,” ungkap Jumadi.

Sementara Deputi II Bidang Kajian dan Pengelolaan Program Prioritas Yanuar Nugroho, Ph.D, mengatakan bahwa KSP mengharapkan kota-kota di Indonesia menjadi kota yang semakin maju. Tentu maju bukan karena memiliki teknologi yang maju, namun makin dekat dengan warganya, warga semakin puas dan terbangun kepercayaan.

“Kami mendorong Kota Tegal ikut terlibat, terpentiing tadi mengubah proses bisnis, dan teknologi yang sangat membantu dan utamanya ketersediaan data,” kata Yanuar.

Guru Besar Institut Teknologi Bandung Prof. Dr. Ir. Suhono Harso Supangkat, M.Eng mengatakan bahwa kota cerdas ini merupakan riset bagaimana kota memahami pergerakan menuju  kota yang diharapkan dan dibanggakan.

“Bagaimana  perubahan fisik menjadi lebih baik seperti apa yang dicitak-citakan. Aman nyaman dan sejahtera itu sudah jelas untuk memahami bagaaimana kelemahan-kelemahan sehingga apa yang dijanjikan dalam kampanye bisa tercapai,” ungkap Suhono.

Suhono yang mengaku pernah datang ke Kota Tegal, mengatakan meskipun baru menjabat selama tiga bulan, Walikota dan Wakil Walikota Tegal menginginkan kota yang tertata. “Membereskan lokasi yang kecil kemudian besar. Kita lhat lima tahun mendatang Kota Tegal akan berubah menjadi kota yang diidam-idamkan warganya,” ungkap Sahono optimis. (*)

Berita Terkait