Laporkan Jika Terima Beras yang Jelek

  • 16 Mar
  • yandip prov jateng
  • No Comments

 

PURBALINGGA – Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Bantuan Sosial Pangan Elektronik Warung Gotong Royong (e-Warong), diharapkan melapor kepada Pemkab Purbalingga jika menerima sembako, khususnya beras yang bermutu jelek dari bantuan tersebut. Hal itu diungkapkan oleh Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi saat memberikan sambutan pada acara Gathering Program Sembako 2020 e-Warong Kabupaten Purbalingga, Minggu (15/3/2020) di Taman Wisata Edukasi Purbasari Pancuranmas, Padamara.

“Bantuan pemkab diberikan kepada warga yang benar-benar membutuhkan, sehingga beras yang disalurkan juga beras premium. Apabila para ibu menerima beras yang jelek segera dilaporkan. Kami mempunyai tim koordinasi pengawasan yang terdiri dari kepolisian, kejaksaan dan dinas-dinas terkait,” ujar Bupati Tiwi.

Bupati menekankan agar e-Warong maupun pemasok senantiasa dapat menjaga kualitas sembako yang diberikan. Bupati berharap agar program ini tepat sasaran, tepat jumlah dan tepat kualitas.

“Rekan pemasok dan e-warong tentu ikut ambil keuntungan. Akan tetapi sewajarnya, jangan terlalu besar dan merugikan masyarakat yang membutuhkan,” katanya.

Dulu, bantuan ini disebut dengan Bansos Beras Sejahtera (Rastra), lalu berubah menjadi Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT). Sekarang menjadi Bantuan Sembako e-Warong. Bantuan ini bertujuan menanggulangi kemiskinan dan setiap tahun besarannya selalu mengalami peningkatan.

“Dulu BPNT hanya Rp 110 ribu per bulan. Tahun ini mulai meningkat menjadi Rp 150 ribu per bulan. Sesuai kebijakan pemerintah pusat atau Kementerian Sosial, program sembako 2020 ini akan naik lagi mulai Maret sampai Agustus,” jelas Tiwi.

Ketua Paguyuban e-Warong Purbalingga, Imam Yakodir mengatakan program ini selalu disambut baik oleh penerima manfaat. Dirinya menyatakan, dulu mereka menerima bantuan dengan badan lesu, sekarang datang dengan semangat karena gizinya semakin baik melalui program sembako ini.

“Diharapkan program ini dapat menekan angka kemiskinan, meningkatkan ketahanan pangan di tingkat KPM, meringankan beban masyarakat yang membutuhkan. Selain itu juga membantu pemenuhan gizi seimbang, sehingga masyarakat lebih sehat dan semangat,” ujar Imam.

Ketua Paguyuban pemasok e-Warong Purbalingga, Tri Yuwono mengatakan, tercatat ada sekitar 91 ribu KPM yang dilayani oleh 336 e-Warong. Selama pelaksanaan program ini ada kendala yang dirasakan, terutama saat pendistribusian komoditas telur.

“Sudah menjadi resiko, dalam perjalanan saat mengangkut telur, pasti ada yang retak dan rusak. Namun kami berkomitmen ketika ada barang yang rusak pasti akan kami ganti,” katanya.

Ia juga membenarkan dan menyepakati bersama, arahan bupati untuk mendistribusikan komoditas dengan kualitas yang baik. Bahkan selalu dilakukan evaluasi pada saat sebelum maupun sesudah pendistribusian.

“Kami juga memanfaatkan kearifan lokal dengan mengambil komoditas yang dihasilkan dari pertanian di Purbalingga, tidak dari daerah lain,” tandas Tri.

Penulis: Gn/Humas
Editor: dnk/Diskominfo Jateng

Berita Terkait