Krikil Penyandung Itu, Datang Dari Orang Yang Kurang Paham Agama

  • 20 Aug
  • yandip prov jateng
  • No Comments

Brebes-Kurangnya pemahaman agama secara detail, menjadikan seseorang luntur terhadap nilai nilai budaya, nilai nasionalisme. Sehingga dengan garang, mereka hendak merampas kemerdekaan bangsa yang telah di Proklamasikan sejak 73 tahun silam. Gerakan mereka menghendaki adanya Negara Islam dan memanggap kalau nasionalisme itu tidak ada dalam ayat ayat Quran maupun hadits Nabi.

“Hanya orang yang tidak paham agama saja, yang menganggap nasionalisme itu tidak ada dalam ajaran agama,” kata dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Brebes Didi Junaedi saat berbicara sebagai narasumber Sarasehan HUT ke-73 Kemerdekaan RI, di Pendopo Bupati Brebes, Kamis (16/8) malam.

Dengan kurang memahami agama secara kaffah, lanjutnya, menjadikan kelompok mereka bagai krikil penyandung kemerdekaan bangsa Indonesia. Mereka berkiblat pada paham radikal dan juga timbul menjadi menjadi bibit bibit terorisme.

Kemerdekaan bangsa Indonesia yang sudah 73 tahun, akan dinodai oleh gerakan gerakan anti nasionalisme. Mereka tidak tahu kalau pendiri bangsa ini adalah juga para ulama, kaum nasionalis dan tokoh tokoh kuat lainnya yang memiliki integritas dan kecintaan yang kuat terhadap agama, bangsa dan negaranya sendiri.

Didi melihat, kecintaan seseorang terhadap kampung halaman ketika Hari Raya Idhul Fitri yang diwujudkan harus berjuang mati matian pulang kampung, adalah bentuk nasionalisme.

“Sangat aneh, ketika ada sekelompok yang berusaha mengimpor ideologi asing untuk mengganti Pancasila, padahal Pancasila sudah sangat Islami,” ujarnya.

Untuk itu, penanaman nilai nilai budaya, pendalaman agama, membangkitkan kembali ruh Pancasila sangat ampuh untuk membendung paham paham radikalisme maupun terorisme.

Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE MH mengucapkan rasa syukur, karena sebagai bangsa yang besar Indonesia telah mencapai usia 73 tahun. Perwujudan syukur tentu secara batin dengan menjalankan perintah perintah agama termasuk lewat istighosah.

Dan yang tidak kalah penting adalah semangat bergotong royong, bekerja sama dengan karya nyata menjadi hal yang harus kita lakukan terus menerus, kerja kita, prestasi bangsa.

Pembacaan istighosah dipimpin KH Syaefudin Mahmud dari Jatirokeh Songgom. Acara diakhiri dengan pemotongan tumpeng oleh Bupati Brebes, Wakil Bupati Brebes, dan Para Forkopimda.

Koordinator Seksi Istighosah, Tasyakuran dan Sarasehan HUT ke-73 RI Atmo Tan Sidik menjelaskan, pihaknya mengundang Wakil Bupati Brebes Narjo SH, Forkopimda, para kepala OPD, masyarakat sekitar pendopo, dan ratusan masyarakat untuk membaca doa bersama. Dengan mendekatkan diri pada Yang Maha Agung, semoga bangsa Indonesia menjadi Negara yang baldatul thoyibatun warobun ghofur. (wasdiun)

Berita Terkait