Kopi Muria Siap Mendunia

  • 26 Dec
  • yandip prov jateng
  • No Comments

KUDUS – Dari perkebunan lereng Muria, kualitas Kopi Muria tak kalah dengan kopi terkenal lainnya. Kopi yang merupakan warisan turun-temurun sejak 1908 dibudidayakan dengan baik oleh para petani lokal. Kini, Kopi Muria menjadi komoditas unggulan Kabupaten Kudus yang siap dipasarkan hingga luar negeri. Plt. Bupati Kudus H.M. Hartopo mendukung penuh pengembangan usaha Kopi Muria. Hal tersebut disampaikannya saat mengunjungi perkebunan dan pengolahan Kopi Muria di desa Colo, Sabtu (21/12).
Berbagai strategi publikasi dan pemasaran sedang digencarkan oleh Pemerintah Kabupaten Kudus. H.M. Hartopo sendiri membawa Kopi Muria saat umrah dan berkunjung ke luar negeri. Pihaknya juga meminta setiap OPD menyediakan Kopi Muria dan cemilan khas Kudus di kantor masing-masing. Begitu pula saat dinas luar, setiap OPD diharuskan membawa Kopi Muria sebagai buah tangan khas Kudus. “Saya kemarin juga sempat mempromosikan Kopi Muria di negara-negara Asia Tenggara. Saya harap seluruh OPD bersama-sama menggalakkan promosi Kopi Muria,” ucapnya.
Menjamurnya tren coffee shop di era teknologi juga diakui H.M. Hartopo ikut menaikkan nama Kopi Muria. Saat ini, ada 20 lebih produk Kopi Muria yang beredar di masyarakat. Bahkan, lima diantaranya telah siap bersaing di kancah internasional. Pihaknya juga menuturkan telah banyak menjumpai produk Kopi Muria di coffee shop terkenal.
“Tren kopi yang sedang booming sekarang ini membantu mempromosikan Kopi Muria lebih baik lagi. Sudah banyak warung-warung kopi di Kudus yang menggunakan Kopi Muria. Saya mengapresiasi para pemilik usaha Kopi Muria yang terus mengembangkan produksinya hingga sekarang ada 20 lebih produk Kopi Muria. Lima diantaranya siap untuk go international. Bahkan beberapa kali saya melihat coffee shop terkenal menggunakan produk Kopi Muria,” tuturnya.
H.M. Hartopo terus mendukung penuh pengembangan kualitas Kopi Muria. Pihaknya menyampaikan selama ini Pemkab Kudus berupaya melakukan pendampingan, pelatihan, dan sosialisasi. Termasuk dalam hal subsidi dana maupun pengadaan alat yang kaitannya dengan peningkatan kualitas. Plt. Bupati meminta Disnaker Perinkop UKM, Dinas Perdagangan, dan Disbudpar bersinergi untuk permodalan dan pelatihan. Para petani kopi akan diarahkan untuk memproses biji kopi mulai dipetik hingga dikemas dan siap diseduh. “Kami melalui dinas terkait akan terus melakukan pendampingan dan permodalan. Saya harap para petani kopi ke depan dapat memproses Kopi Muria dari mulai dipetik hingga siap seduh,” tuturnya.
Saat ini, proses pembuatan Kopi Muria terbagi dalam dua cara. Yakni cara yang tradisional dan semi digital. H.M. Hartopo menjelaskan pengolahan Kopi Muria semi digital menggunakan alat yang melalui 18 proses. Sementara kopi yang diolah secara tradisional diwariskan turun-menurun. Memang, biji kopi yang diolah tradisional lebih cepat bau apabila tidak segera dikonsumsi. Namun, H.M. Hartopo meminta agar olahan tradisional tetap dijaga dalam rangka melestarikan budaya.
Dari olahan tersebut, para petani kopi berinovasi mengembangkan cita rasa Kopi Muria. Salah satunya Kopi Muria dengan campuran Parijotho dan susu. H.M. Hartopo mengungkapkan ada rasa unik dalam campuran rasa kopi, asam dari Parijotho, dan gurih dari susu yang menyatu dalam satu cangkir. Selain itu, para petani juga mengembangkan olahan kopi dari daun kopi yang dipercaya mencegah penyakit jantung dan memperlancar peredaran darah. “Ini enak sekali, rasa kopi yang dibalut asamnya Parijotho dan gurihnya susu,” komentarnya saat mencicipi Kopi Muria di kawasan PKL Colo.
Ke depan, pihaknya akan memperbaiki jalan yang menuju perkebunan Kopi Muria agar lebih representatif sehingga mudah diakses masyarakat. Pengembangan agrowisata kopi, penginapan, dan cafe juga telah masuk dalam daftar rencana. “Pemkab melalui Disbudpar akan terus mengembangkan agrowisata beserta fasilitas pendukungnya. Termasuk membangun cafe yang agak besar untuk menikmati Kopi Muria. Jalan menuju kebun kopi yang saat ini sangat terjal juga akan diperbaiki sehingga mudah dilalui,” ujarnya.
Ketua Komunitas Kopi Muria Puji Harto menyambut baik arahan dan rencana Pemkab Kudus mengembangkan Kopi Muria. Saat ini, lahan kopi di lereng Gunung Muria mencapai 452 hektar. Namun, belum semuanya dimanfaatkan secara maksimal. Pihaknya juga menyampaikan biasanya Kopi Muria yang siap seduh mempunyai rasa coklat, pisang, hingga karamel. “Kami menyambut baik rencana pengembangan Kopi Muria,” ucapnya.

Berita Terkait