Klaten Bentuk Unit Layanan Disabilitas Penanganan Bencana

  • 20 Sep
  • bidang ikp
  • No Comments

KLATEN – Relawan dan jajaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten dituntut siaga 24 jam menghadapi bencana . Apalagi Kabupaten Klaten menjadi daerah keempat paling rawan terjadi bencana di antara kabupaten/ kota se-Jawa Tengah.

Peringatan itu disampaikan Bupati Klaten Sri Mulyani saat membuka Jambore Relawan se-Kabupaten Klaten di shelter pengungsian Kebon Ndalem Lor, Prambanan, Klaten, Kamis (19/9/2019). Pada acara bertema Peran Relawan Desa Dalam Menanggulagi Bencana itu, Bupati Klaten juga meresmikan terbentuknya Unit Layanan Disabilitas atau ULD yang terdiri dari relawan bencana bentukan kaum disabilitas, yang baru di Indonesia.

“Berkaca pada kejadian gempa bumi 27 Mei 2006 silam, wilayah Kabupaten Klaten menurut data BPBD Klaten membawa korban 1.045 orang meninggal dan kurang lebih 95.892 bangunan rusak baik sedang maupun berat. Klaten merupakan daerah rawan bencana seperti gempa bumi, bahaya Gunung Merapi, angin puting beliung, banjir, tanah longsor, dan kekeringan sering terjadi setiap tahun. Maka relawan wajib siaga 24 jam membantu warga saat bencana, khususnya jajaran BPBD Klaten,” tegas Sri Mulyani.

Sementara itu, Kepala BPBD Klaten Sip Anwar menjelaskan, pihaknya memrakarsai terbentuknya ULD dari kalangan disabilitas untuk memberi semangat bagi relawan bencana dalam menolong sesama.

“ULD ini terdiri dari relawan yang berkebutuhan khusus yang diprakarsai oleh BPBD Klaten dan para relawan se-Kabupaten Klaten. Klaten patut bangga, karena para relawan disabilitas ini  sudah beberap kali dijadikan narasumber di berbagai daerah, seperti Kodya Solo, Flores Timur, Manggarai Barat, NTB, dan banyak memberi inspirasi,” ujarnya.

 

Penulis : Titi Rochmani, Diskominfo Klaten

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

Berita Terkait