Kisah Vaksinasi ODGJ Klaten, dari Ditinggal Lari Sampai Suap Uang Jajan

  • 01 Oct
  • yandip prov jateng
  • No Comments

KLATEN – Melayani vaksinasi untuk orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), tak semudah pada warga umumnya. Berbagai trik mesti dilakukan agar mereka bersedia divaksin.

Simak saja pengalaman unik Novi Tri Susanto, Kepala Puskesmas I Cawas saat mengawal vaksinasi  bagi ODGJ dan disabilitas di wilayahnya melalui program Safari Vaksin.

“Tugas vaksinasi untuk kaum ODGJ itu penuh tantangan. Ada yang takut, dan petugas ditinggal lari. Ada yang harus dibujuk dan diimingi-imingi uang, baru mau divaksin. Jadi menarik. Kemarin kita suap pasien dengan (uang) Rp10 ribu,  baru mau divaksin,” tutur dokter Tri, sapaan akrabnya, di sela-sela kegiatan, Kamis (30/9/2021).

Tri dan tim program Safari Vaksin bertugas untuk jemput bola percepatan vaksinasi di Klaten.  Terutama bagi warga yang berkebutuhan khusus seperti ODGJ dan kaum disabilitas.

“Kita mulai _door to door_ untuk ODGJ dan disabilitas, karena untuk mereka itu sulit untuk mengondisikan. Apalagi jika harus dibawa ke tempat vaksin, tentu mereka kurang nyaman,” tambahnya.

Ia menuturkan, mencari sasaran vaksinasi untuk ODGJ relatif lebih menantang dibandingkan orang biasanya. Bahkan, sempat ada yang menolak divaksin

“Mereka (ODGJ) itu harus dibujuk untuk mau divaksin. Memang reaksi yang berbagai macam. Sempat kami harus tersesat mencari sasaran vaksinasi,” ujarnya.

Tri menyampaikan jenis vaksin yang diberikan kepada ODGJ dan disabilitas adalah dua dosis Sinopharm secara bertahap.

“Ada sekitar 20 warga ODGJ dan disabilitas yang bisa divaksin. Kisarannya mereka adalah terealisasi sekitar 50 persen. Kita (berharap) ke depan bisa memenuhi target sasaran ODGJ di Cawas bisa divaksin semua,” tuturnya.

Penulis: Diskominfo Klaten
Editor: WH/Ul, DiskominfoJtg

Berita Terkait