Kelanting, Inovasi Puskesmas Jumo untuk Tangani Stunting

  • 18 Mar
  • yandip prov jateng
  • No Comments

TEMANGGUNG – Untuk menekan kasus stunting, Puskesmas Jumo membuka kelas sosialisasi dan diskusi mengenai balita stunting yang dinamakan Kelas Balita Stunting (Kelanting), di Aula Puskesmas Jumo dan Balai Desa Gedongsari, 16-17 Maret 2023.

Petugas Gizi Puskesmas Jumo, Indah Ari Astuti menjelaskan, Kelanting merupakan salah satu inovasi dari Puskesmas Jumo untuk penanganan dan penanggulangan stunting.

“Jadi balita yang dari hasil penimbangan di Posyandu, kemudian hasil berat badan dan tinggi badannya kita masukkan ke aplikasi Sigizi Terpadu atau biasa disebut e-PPGBM (elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat). Dari balita pendek dan sangat pendek itu akan keluar hasilnya. Berdasar data itu, yang kita undang ke Puskesmas untuk mengikuti Kelas Balita Stunting,” ungkapnya.

Menurut Indah, balita stunted merupakan sebutan dari balita dengan panjang atau tinggi badan yang menurut standar baku WHO dikatakan pendek atau sangat pendek. Setelah dilakukan sortasi, terdapat 60 balita stunted yang diundang untuk mengikuti Kelanting.

Dalam kegiatan tersebut, diberikan materi tentang pemantauan pertumbuhan anak, karena Pemkab Temanggung sedang mengoptimalkan agar ibu balita dapat memanfaatkan buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dengan sebaik-baiknya, dengan cara membaca progres gizi anak yang tertulis dalam grafik. Selain terdapat informasi nilai gizi anak, buku KIA juga menyajikan informasi dan tips untuk kesehatan ibu maupun anak.

“Selain itu tadi, juga menyampaikan tentang pemberian makan bayi dan balita. Jadi sejak pemberian ASI eksklusif mulai enam bulan diberikan makanan pendamping ASI, itu jenisnya apa saja, kemudian frekuensinya sehari berapa kali, jenis dan bentuk makanannya seperti apa, agar si ibu lebih paham cara memberikan MPASI-nya,” jelas Ari.

Salah satu penyebab terjadinya stunted, lanjutnya, karena pada saat pemberian MPASI kandungannya tidak sesuai standar.

‘Banyak kasus dari ibu, anak ataupun balita yang memberikan makanan pendamping dengan nilai gizi cukup, tetapi frekuensinya kurang,” terang Ari.

Diharapkan dengan adanya Kelanting, masyarakat Temanggung, khususnya ibu-ibu balita lebih peduli, terutama dalam mencegah dan menangani stunting, karena ibu sebagai ujung tombak tumbuh kembang anak.

Penulis: MC TMG/chy;ekp;ysf
Editor: WH/DiskominfoJtg

Berita Terkait