“Jajah Desa Milangkori”, Kreativitas Pemuda Angkat Potensi Desa Sokawera

  • 04 Sep
  • yandip prov jateng
  • No Comments

PURWOKERTO – Banyak cara mengenalkan potensi desa agar makin dikenal masyarakat luas. Seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas yang mempromosikannya melalui sebuah karya film.

Film dengan judul “Jajah Desa Milangkori” ini, mengisahkan dua orang pemuda yang diberi tugas oleh gurunya untuk mencari ilmu di kehidupan nyata. Dua pemuda yang merupakan santri ini juga diminta agar menularkan ilmu kepada masyarakat yang mereka temui.

Kepala Desa Sokawera, Mukhayat mengatakan, ide pembuatan film tersebut bermula dari upaya mengangkat potensi Desa Sokawera dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, melalui kreativitas anak-anak muda. Idenya dari masyarakat yang disalurkan kepada pemuda desa, untuk kemudian dituangkan melalui pembuatan film.

“Ide awal kami membuat film ini, supaya potensi Desa Sokawera dapat dikenal oleh masyarakat luas. Kami melihat banyak anak-anak muda di sini yang berbakat membuat konten video. Maka kami ajak kerja sama untuk merancang konsep pembuatan film yang sesuai dengan kondisi desa,” kata Mukhayat, di sela pemutaran perdana film “Jajah Desa Milangkori”, di aula balai desa setempat akhir pekan lalu.

Ia berharap, film tersebut menjadi sarana promosi Desa Sokawera untuk mengenalkan potensi yang ada seperti Bukit Kasturi, Baron _Adventure Forest_ (Wana Pramuka), situs bersejarah Tabet Banyumudal, kesenian, serta sejumlah produk UMKM.

Mukhayat menuturkan, pembuatan film tersebut tidak didanai pemerintah desa. Semua proses produksi dilakukan sukarela oleh warga. Ke depan, ia memiliki rencana untuk memproduksi film profil desa yang lebih lengkap, melalui anggaran desa.

“Jika aturan diperbolehkan, kami berencana membuat film menggunakan anggaran desa. Komitmen kami, ingin terus mendorong anak-anak muda di sini untuk terus berkarya mengangkat semua potensi yang ada,” tuturnya.

Produser film, Sulistya mengatakan, semua pemeran yang terlibat dalam film ini adalah warga asli Desa Sokawera. Mulai dari masyarakat umum, perangkat desa sampai karakter yang diperankan langsung oleh Bintara Pembina Desa (Babinsa) maupun Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas).

“Pemilihan para pemeran di sini tidak melalui seleksi atau casting. Kami bersama-sama berkomunikasi, menentukan siapa saja yang pantas untuk memerankannya. Sebisa mungkin kami memilih peran orisinal seperti tokoh kepala desa, Babinsa dan Bhabinkantibmas,” kata Sulis didampingi Ali Imron selaku promotor film ini.

Sang sutradara Bayu Cahyo Arbianto mengungkapkan, film tersebut bercerita tentang dua orang pemuda yang tengah menjelajah desa untuk mencari ilmu dan pengalaman hidup, baik dari segi sosial maupun budaya. Desa yang mereka datangi adalah Desa Sokawera yang terletak di kaki gunung Slamet Banyumas. Banyaknya konflik yang mereka hadapi di sana, mengajarkan mereka banyak hal mengenai kehidupan, terutama dari segi sosial maupun budaya.

Film ini dikemas dengan sajian cerita menarik, yang mengangkat unsur kearifan lokal desa. Pesan moral yang disampaikan film ini sendiri adalah, mengajarkan pentingnya sikap tolong menolong, gotong royong, dan saling menghargai.

“Proses pembuatan film ini, memakan waktu kurang lebih satu setengah bulan. Semua yang terlibat dalam produksi film ini adalah warga asli Desa Sokawera, mulai dari pembuatan naskah yang diambil dari ide-ide anak-anak muda yang terlibat, tokoh pemain film, hingga kru-kru produksi film,” ujar Bayu.

Rencananya film ini akan diikutkan dalam lomba film tingkat nasional, yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Penulis : ec/Pemkab Banyumas
Editor : dnk/Diskominfo Jateng

Berita Terkait