Jadikan Kudus Sebagai Pusat Pembelajaran Ilmu Agama

  • 10 Mar
  • yandip prov jateng
  • No Comments

KUDUS – Para pengurus Lembaga Pendidikan Al-Qur’an (LPQ) diminta mampu menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an kepada generasi penerus bangsa, agar memiliki jiwa Qurani.

Hal itu disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kudus HYM Hartopo pada pelantikan Badan Koordinasi Lembaga Pendidikan Al-Qur’an (Badko LPQ) Kabupaten Kudus periode 2021 – 2026 di ruang rapat lantai IV Gedung Setda setempat, Selasa (9/3/2021). Menurutnya, sangat penting menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan, sebab Al-Qur’an merupakan pedoman untuk mencapai kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.

“Saya inginkan para pengurus yang baru ini mampu mengemban amanah yang diberikan dengan baik, apalagi ini menyangkut pembelajaran Al-Qur’an. Kedepanya, semoga nilai-nilai dari ajaran Al-Qur’an tertanam pada generasi penerus bangsa sehingga mempunyai jiwa Qurani,” imbuhnya.

Hartopo berharap, melalui LPQ dan banyaknya pondok pesantren yang ada di Kudus, semakin banyak pula para penghafal Al-Qur’an. Sehingga, Kudus dapat menjadi pusat pembelajaran agama dan ilmu pengetahuan lainya disepanjang Pantura Timur.

Wakil Ketua IV Badko LPQ Provinsi Jawa Tengah Multazam Ahmad menjelaskan, tentang perbedaan serta perubahan antara Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) dengan Lembaga Pendidikan Al-Qur’an (LPQ).

“Dulu kita menggunakan nama TPQ, namun setelah ada peraturan baru dari Kemenag Pusat, maka kita menyesuaikan perubahan peraturan tersebut dengan berubah menjadi LPQ, yang tentunya cakupanya lebih luas hingga bisa membawahi tujuh lembaga. Di antaranya, TK Alquran, Taman Pendidikan Al-Qur’an(TPQ), Pasca TPQ, Ta’limul Qur’an lil ‘Aulad (TQA), Paud Qur’an, Rumah tahfid, dan Pendidikan Qur’an yang lain,” jelasnya.

Menurutnya, zaman sekarang banyak terjadi persoalan klasik mengenai metode pembelajaran Al-Qur’an, namun hal itu tidak bisa dijadikan dasar untuk berdebat tentang pemahaman Al-Qur’an.

“Di indonesia sendiri ada 43 metode pembelajaran Al-Qur’an, namun hal itu tidak bisa dijadikan dasar untuk mencari perbedaan dalam memahami Al-Qur’an. Tujuannya sama saja yakni memahami Al-Qur’an dengan baik dan benar, hanya saja tergantung penerapan metode yang berbeda sesuai perkembangan zaman,” tandasnya.

Penulis: Kontributor Kab Kudus
Editor: Di, Diskominfo Jateng

Berita Terkait