Isoman, Pasien Harus Konsumsi Makanan Bergizi dan Pantau Saturasi Oksigen  

  • 29 Jul
  • yandip prov jateng
  • No Comments

WONOSOBO – Masyarakat yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) karena terpapar Covid-19 diimbau untuk mengonsumsi makanan bergizi tinggi. Dengan begitu, proses penyembuhan dari penyakit infeksi saluran pernafasan tersebut dapat berjalan dengan cepat.

Informasi itu disampaikan ahli gizi dari RSUD Setjonegoro, Puput Drastis Prhani, saat menjadi pembicara acara bincang bersama (talkshow) Web TV di Dinas Kominfo, secara daring dari Ruang Gizi Setjonegoro, Rabu (28/7/2021). Menurutnya, tubuh para pasien Covid-19 sedang memulihkan diri dari paparan virus corona. Sehingga konsumsi makanan dan minuman tinggi protein, serta multivitamin sangat diperlukan.

“Gizi yang baik, tentu akan mendukung proses penyembuhan pasien, dan menghindarkan mereka dari dampak lebih serius yang bisa mengakibatkan fatalitas,” tutur Puput.

Selain itu, pasien isoman harus cukup istirahat dan rajin melakukan olahraga ringan selama masa isolasi 14 hari.

Sementara itu, ahli penyakit paru dari Rumah Sakit Umum Daerah Setjonegoro, dr Kenyorini menambahkan, selain pola konsumsi dan pola istirahat, saturasi alias kadar oksigen dalam darah para pasien isoman juga harus rajin dipantau. Tujuannya, mencegah terjadinya perburukan kondisi pasien karena menurunnya kadar oksigen dalam darah.

“Bagi pasien isoman di bawah pengawasan puskesmas, apabila saturasi oksigen sudah berada di bawah 94 persen, maka harus segera menghubungi petugas medis untuk mendapatkan perawatan di Puskesmas terdekat. Dan bagi yang sudah berada di bawah 90, yang bersangkutan harus dirawat di rumah sakit,” beber Kenyorini.

Lebih lanjut, para pasien yang tengah menjalani isolasi mandiri di rumah tetap wajib mengenakan masker, karena interaksi dengan sesama penghuni akan rumah sulit terhindarkan. Anggota keluarga yang tidak terpapar Covid-19 juga harus tetap bermasker, agar tidak terjadi penularan lanjutan dalam keluarga, alias klaster keluarga.

“Kriteria bagi pasien yang dapat kemudian dikategorikan bisa menjalani isoman, adalah apabila yang bersangkutan terkonfirmasi positif melalui swab PCR ataupun swab antigen, dengan tanpa atau gejala ringan, seperti kehilangan penciuman (anosmia), atau kehilangan pengecap rasa (agesia), serta ada demam tapi ringan,” bebernya.

Bagi warga isoman yang kemudian merasakan gejala semakin berat seperti batuk yang kian sering, demam, dan suhu tubuh semakin tinggi, hingga muncul sesak nafas dan menurunnya saturasi oksigen, maka pasien harus segera memperoleh penanganan medis, agar tidak berdampak fatal.

 

Penulis: Danang Hari Purnomo, Dinas Komunikasi dan Informatika Wonosobo
Editor: Tn/Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait