Haul ke-10 Dan Bedah Buku “Menjerat Gus Dur”

  • 28 Jan
  • yandip prov jateng
  • No Comments

KUDUS – Malam ini (26/1) di Aula Ponpes Yanbu’ul Qur’an Kudus tengah berlangsung acara Haul KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur. Beliau adalah  tokoh Muslim Indonesia, sekaligus pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia keempat dari tahun 1999 hingga 2001. Ia menggantikan Presiden B.J. Habibie setelah dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil Pemilu 1999.
Dalam acara tersebut hadir Plt Bupati Kudus HM Hartopo yang didampingi oleh Camat Kota dan Kepala desa Kajeksan, Unsur Forkopimda, Perwakilan Perusahaan, Tokoh Lintas Agama, dan Para Alim Ulama,  Roisyuriah NU serta para tamu undangan.
Acara diawali dengan pembukaan oleh Ketua Panitia dari PC ISNU KUDUS, Muhammadun. Dalam penjelasannya, disampaikan bahwa terselenggaranya acara ini adalah mendoakan Gus Dur. Sebagai tokoh politik dan agama, tentunya  KH Abdurrahman Wahid mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, dengan adanya Haul dan doa bersama untuk Gus Dur ini merupakan tanda bukti kecintaan kita terhadap salah satu Wali Allah.
“Mengenang Alm Gus Dur tentunya banyak sekali hal yang kita ingat. Diantara pesan dari Gus Dur adalah tidak penting apapun golongan atau suku, jika kamu bisa melakukan hal yang baik maka orang tidak akan tanya apa agamamu,  Muliakanlah semua makhluk Tuhan, Maka kamu pasti dimuliakan Tuhan, Hidup jangan terlalu serius dengan masalah yang dihadapi,dengan lelucon maka hidup akan menjadi sehat, “gitu aja kok repot”. Itulah yang selalu diucapkan beliau kepada kita”, jelasnya.
“Rencananya,  setiap tahun PC NU akan mengupayakan mengenang Gus Dur, dengan cara mengadakan Haul dan pengajian serta bedah buku dengan tujuan supaya masyarakat luas tahu tentang sejarah perjalanan semasa hidup Gus Dur”, ungkapnya.
Sementara itu, Ketua PC NU Asyrofi Masyitoh menerangkan bahwa warga NU harus meneladani sikap KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur. Menurutnya NU tidak hanya sebagai golongan atau kelompok organisasi semata, melainkan salah satu golongan yang semoga mendapatkan rahmatan lil ‘alamin.
“Sebagai informasi, KH Hasyim Asy’ari sebagai pendiri NU dalam sejarahnya pernah bermimpi ketemu Nabi Muhammad sebanyak 4 kali yang berpesan untuk mendirikan sebuah organisasi keagamaan yang berlandaskan rahmatan lil’alamin. Menurutnya, simbol NU juga didapatkanya dari petunjuk oleh Allah. Maka dari itu, kita sebagai warga NU didaulat untuk meneladani sikap Gus Dur dengan selalu tawadu’ kepada para ulama. Gus Dur sosok yang mendahulukan kepentingan agama dan umat dari pada kepentingan pribadinya” terangnya.
Plt Bupati Kudus yang berkesempatan hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa Indonesia merindukan sosok Dr. KH Abdurrahman Wahid. “Beliau tokoh bangsa,  pemimpin politik juga menjabat sebagai presiden. Tugas kita semua saat ini yang harus melanjutkan perjuangan Beliau. Mewarisi dan meneruskan apa yang telah diajarkan untuk kebaikan negeri ini”, ujarnya.
“Beliau adalah tokoh yang sangat luar biasa, ulama besar, tokoh bangsa yang kharismatik, humoris, memandang orang tidak dengan sebelah mata artinya tidak merendahkan manusia, prinsipnya menghormati mahkluk sama halnya menghormati Sang Pencipta”.
“Malam ini kita akan mendengarkan bedah buku Gus Dur,  salah satunya adalah pernah dilengserkannya beliau dari kursi jabatannya.  Semoga malam ini kita tetap istiqomah dan selalu mendoakan beliau. Semoga akan terkupas tuntas bedah buku malam hari ini yang bertema ” Menjerat Gus Dur”, tandasnya.(*)

Berita Terkait