Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Hasil Panen Bawang Merah Petani Grobogan Capai 12 Ribu Ton
- 26 Oct
- yandip prov jateng
- No Comments
GROBOGAN – Kabupaten Grobogan kini mulai dikenal sebagai wilayah penghasil bawang merah, seiring dengan terus meningkatnya hasil panen petani bawang merah di sejumlah kecamatan di Kabupaten tersebut.
Plt Kadinas Pertanian Grobogan, Sunanto mengungkapkan, komoditas bawang merah mulai berkembang sekitar delapan tahun yang lalu. Kemudian, pada kurun waktu lima tahun terakhir mengalami kenaikan penanaman yang cukup pesat.
Dijelaskan, pada tahun 2015 luas panen bawang merah di Grobogan baru sekitar 563 hektare dengan produksi 5.330 ton. Selanjutnya, pada tahun 2019 luas panennya mencapai 1.325 hektare dengan produksi 12.680 ton.
“Untuk tahun 2020 sampai dengan bulan September kemarin, luas panen tanaman bawang merah telah mencapai 1.283 hektare dengan produksi sebanyak 12.830 ton. Jadi, terjadi kenaikan luas panen 235 persen dan produksi 238 persen,” jelas Sunanto saat acara panen bawang merah di lahan Kelompok Tani Ngudi Makmur Desa Kandangrejo, Kecamatan Klambu, Jumat (23/10/2020).
Menurut Sunanto, daerah sentra bawang merah di Grobogan terdapat di beberapa kecamatan. Antara lain, Kecamatan Penawangan, Klambu, Toroh, Tanggungharjo, Godong, Gubug, Tegowanu dan Purwodadi.
Sementara itu Pjs Bupati Grobogan Haerudin mengatakan, Grobogan merupakan daerah penyangga pangan tingkat provinsi maupun nasional. Khususnya untuk komoditas padi, jagung, kedelai dan kacang hijau. Di samping itu, komoditas hortikultura, tanaman buah, sayur dan biofarmaka juga berkembang pesat, termasuk bawang merah.
Menurutnya, Kabupaten Grobogan sejauh ini memang bukan merupakan daerah sentra utama produksi bawang merah di Jawa Tengah. Meski demikian, petani Grobogan justru menorehkan prestasi tersendiri. Yakni, berhasil menjadi pioner pengembangan benih bawang merah asal biji atau lebih dikenal dengan sebutan TSS.
“Inovasi benih TSS ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha tani bawang merah nasional. Di samping dapat meningkatkan produksi, teknologi ini diharapkan juga dapat mendorong terwujudnya stabilitas harga konsumen yang wajar, sekaligus juga dapat meningkatkan pendapatan riil petani bawang merah,” pungkasnya.
Penulis : Ariyati/GemaBersemi
Editor : WH/Diskominfo Jtg