Hari Jadi ke-1115 Kota Magelang, Tradisi Grebeg Getuk Ditiadakan

  • 30 Mar
  • yandip prov jateng
  • No Comments

 

 

MAGELANG – Pandemi Covid-19 belum berakhir membuat perayaan hari jadi ke-1115 Kota Magelang pada 2021 ini hanya akan digelar secara sederhana. Tradisi Grebeg Getuk yang biasanya menjadi ikon hari jadi Kota Magelang pun dipastikan tidak digelar.

 

Menurut Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz, hanya akan ada tiga acara pada Hari Jadi ke-1115. Yakni syukuran dan doa bersama, pertunjukan wayang kulit secara daring, dan sebuah acara virtual yang digagas kalangan milenial di Kota Magelang.

 

“Grebeg getuk tidak (diadakan) karena kita masih zona kuning. Mungkin tahun 2022 ya, kalau zona kita sudah hijau atau pandemi sudah berakhir,” kata Aziz usai kegiatan Musrenbang di Pendopo Pengabdian, Senin (29/3/2021).

 

Terkait kegiatan yang melibatkan milenial, Aziz mengaku masih melakukan diskusi. Aziz ingin memastikan kegiatan yang dilaksanakan tidak mengundang kerumunan.

 

“Ini saya baru diskusi soal keterlibatan kalangan milenial, mau acara apa, yang jelas biar tidak mengundang kerumunan. Kami ingin kaum milenial tetap bisa kreatif di tengah pandemi Covid-19,” tuturnya.

 

Ia menjelaskan, meski digelar dengan penuh keterbatasan dan kesederhanaan, perayaan hari jadi diyakini tak akan menurunkan makna dan semangat warga Kota Magelang. Aziz meminta semua organisasi perangkat daerah (OPD) dan masyarakat bergotong royong untuk mengangkat derajat kesejahteraan seluruh warga.

 

“Saya harap gelora dan semangat hari jadi ini bisa mengena sampai ke hati OPD, pejabat, ASN, dan seluruh masyarakat. Kita ingin mewujudkan visi dan misi di antaranya yang paling krusial adalah pengentasan angka kemiskinan,” jelasnya.

 

Aziz memaparkan saat ini ada sekitar 9.270 orang warga Kota Magelang yang berada di bawah garis kemiskinan. Upaya menurunkan itu, kata dia, menjadi tanggung jawab semua pihak.

 

“Saya harap di momen hari jadi ini, menjadi awal dari misi kami, masalah kemiskinan bisa teratasi, pendidikan semakin baik, dan perekonomian lebih membaik lagi,” tandasnya.

 

Dikatakan, strategi awal yang dibutuhkan untuk mengentaskan kemiskinan adalah keabsahan dan validitas data. Ia pun menginginkan agar Dinas Sosial dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) berkolaborasi untuk membuat data angka kemiskinan yang diperbarui setiap bulannya.

 

“Kebijakan itu mendasari pada data-data yang ada. Untuk itu saya minta supaya data-data diperbarui tidak hanya setahun sekali, apalagi sampai lima tahun, tapi sebulan sekali. Karena ekonomi masyarakat itu sangat dinamis, sehingga jangan terlalu lama data-data ini dijadikan acuan. Harus yang terbaru dan ter-update,” imbuhnya.

 

Aziz optimistis, masalah kemiskinan bisa terkurangi di awal ia menjabat. Terlebih ia menilai semangat pejabat OPD dan ASN sangat tinggi di Kota Magelang.

 

Penulis: Prokompim/kotamgl

Editor: WH/DiskominfoJtg

 

Berita Terkait