Gali Kreativitas dan Ide Gila untuk Tarik Wisatawan

  • 28 Jul
  • yandip prov jateng
  • No Comments

TEMANGGUNG – Keberhasilan objek wisata menuai kunjungan, tak hanya karena pesona alam yang ada di tempat itu. Pengelolaan yang baik dan inovatif, menjadi kunci sehingga pengunjung kembali datang ke objek wisata tersebut.

Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Jawa Tengah R Pandu Setyabrata menjelaskan, dalam destinasi wisata terdapat unsur 3A meliputi, amenitas yakni fasilitas di luar akomodasi yang dapat dimanfaatkan wisatawan, aksesibilitas atau tingkat kemudahan untuk mencapai suatu tujuan dan menghubungkannya dengan tujuan lain, serta atraksi yaitu daya tarik yang dimiliki sebuah tempat tujuan wisata.Semua itu harus ditata dan dikelola dengan baik. Terlebih, saat era kenormalan baru yang pengelolaannya mesti sesuai dengan protokol kesehatan.

“Jadi di dalam destinasi wisata sudah dipersiapkan unsur 3A, yang nantinya akan kita observasi dan amati dalam kunjungan langsung ke destinasi wisata. Sehingga diketahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki dan dikembangkan, supaya menjadi lebih baik lagi,” tegasnya, saat Pelatihan Tata Kelola Destinasi Wisata Tahun 2020 di Daun Mas Resto Kabupaten Temanggung, Senin (27/7/2020),

Dalam pelatihan diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Temanggung itu, Pandu mengingatkan agar pengelola memperhatikan wisata berkelanjutan. Hal itu terjadi jika saat berkunjung, wisatawan mengerti informasi destinasi wisata yang dikunjunginya, sehingga menumbuhkan kesan positif. Lakukan trik amati, tiru dan modifikasi untuk memancing dan menggali kreativitas dari masyarakat lokal, dengan ide-ide gila.

“Pengelola juga dapat bertindak sebagai pemandu wisata. Diharapkan wisatawan tidak hanya membawa cinderamata atau oleh-oleh saja, namun juga mendapat pengetahuan lebih, seperti hal yang unik pada objek wisata, kearifan lokal, bahkan kuliner khas yang nantinya akan diceritakan dan dibagikan kepada orang lain. Dan tentunya akan membantu promosi secara langsung dari mulut ke mulut,” jelas Pandu.

Kepala Bidang Pariwisata Dinbudpar Kabupaten Temanggung Iwan Siswanto mengatakan, pada konsep yang telah tercetak dalam buku Pedoman Pembentukan dan Pengembangan Destination Management Organization (DMO) yang dikeluarkan Kemenbudpar, setidaknya ada empat subsistem yang saling hubungan dan bersinggungan, yaitu destinasi, tata kelola, informasi komunikasi dan teknologi, serta pemasaran.

“Keempat subsistem itu mau tidak mau harus saling bersinergi dalam pencapaian tujuan untuk pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Temanggung,” tegasnya.

Tata kelola, imbuh Iwan, tidak hanya semata-mata dipandang sebagai bentuk organisasi dalam pandangan klasik yang mengharuskan adanya bentuk hierarki pembagian tugas secara tegas dengan garis wewenang dan penugasan. Management organisasi destinasi pun sejalan dengan kelahirannya di masa modern yang sarat akan isu-isu globalisasi.

Iwan Siswanto juga menekankan kembali, pelaku pariwisata harus saling sinergi dengan seluruh pengampu wisata. Gunakan pendekatan modern, yaitu pemanfaatan jejaring, informasi, dan teknologi.

“Ada tiga komponen penting di dalamnya, yaitu coordination tourism stakeholders, destination crisis management, dan destination marketing juga saling bersinergi satu dengan yang lainnya. Agar tercapainya tujuan bersama untuk pariwisata Temanggung yang baik,” ujar Iwan.

Penulis : Agung/Ekape, MC Tmg
Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait