Empat Kali Jebol, Tanggul Karangasem Segera Dibangun Permanen

  • 06 May
  • yandip prov jateng
  • No Comments

KLATEN – Akibat sering jebolnya tanggul Sungai Gamping di Desa Karangasem, Pemerintah Kabupaten Klaten berkoordinasi dengan dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) untuk segera membangun tanggul permanen.

Bupati Klaten Sri Mulyani mengatakan, setiap musim hujan, perasaan was-was selalu menghantui para petani di Desa Karangasem, Cawas, Klaten. Pasalnya, lahan pertanian mereka kerap merugi dan gagal panen akibat tergenang banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Gamping. Dia berharap agar tanggul permanen di Kecamatan Cawas pada tahun ini segera dibangun, agar tidak jebol lagi.

“Kemarin saya sudah menandatangani dan mengusulkan pada BBWS. Insyaallah tahun ini akan dibangun walaupun tidak secara keseluruhan sepanjang tanggul itu. Tapi akan ada action dari BBWS atas usulan kepala desa, nanti akan akan bangun permanen yang menjadi titik jebol itu,” terang Sri Mulyani saat menemui perwakilan petani di Desa Karangasem, Cawas pada Selasa (5/5/2020).

Ditambahkan, hingga Maret 2020, tercatat sudah empat kali tanggul sungai jebol dan menggenangi lahan pertanian padi, yang saat itu baru ditanam dengan usia satu hingga dua bulan. Untuk penanganan, dilakukan perbaikan tanggul sementara dengan menggunakan karung pasir dan bronjong kawat.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Kecamatan Cawas, setidaknya ada 35 hektare luas sawah yang terdampak, di antaranya terletak di Desa Karangasem. Saat ini para petani sudah mulai menanam padi dan telah memasuki usia tanam satu bulan.

Untuk membantu petani, sebanyak 106 kepala keluarga yang merupakan petani terdampak tanggul jebol mendapatkan bantuan beras dari Pemkab Klaten. Bantuan beras sebanyak 1,86 ton tersebut disalurkan melalui kepala desa. Setiap kepala keluarga petani yang terdampak tanggul jebol tersebut akan memperoleh beras sekitar 15 kilogram.

Sri Mulyani berharap bantuan tersebut dapat sedikit meringankan beban petani yang terdampak tanggul jebol.

Giyanto (46), petani di Desa Karangasem, mengapresiasi rencana pembangunan tanggul tersebut. Biasanya setiap masa panen dia memperoleh hasil sekitar Rp7 juta. Namun dengan adanya tanggul jebol beberapa kali, dia justru merugi.

“Harapan ke depan mugi mboten wonten banjir malih, tanggul mboten jebol. Supados masyarakat, petani sejahtera (harapan ke depan semoga tidak ada banjir lagi dan tanggul tidak jebol. Supaya masyarakat petani sejahtera),” ungkap Giyanto.

Penulis: Bambang Setyomoko Dinas Kominfo Klaten
Editor : WH/Diskominfo Jtg

Berita Terkait