Cegah Klaster Ponpes, 16 Ribu Santri Dibantu Vitamin

  • 05 Aug
  • yandip prov jateng
  • No Comments

UNGARAN – Untuk memutus rantai penyebaran virus Corona di pondok pesantren (ponpes), Pemerintah Kabupaten Semarang melalui Puskesmas melakukan pendampingan kesehatan kepada 16 ribu orang santri, yang tersebar di lebih dari seratus ponpes. Selain pendampingan juga diberikan bantuan masker dan vitamin.

“Puskesmas setempat telah melakukan pendampingan sejak para santri memulai tahun ajaran baru pada Juli lalu. Kita pastikan mereka dalam keadaan sehat saat memasuki pondok pesantren untuk memutus rantai penularan virus di tempat belajar mereka,” terang Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang dr Ani Raharjo di sela-sela mendampingi kunjungan kerja Bupati Semarang di Ponpes Amal Sholeh, Pendingan Sumogawe, Getasan, Selasa (4/8/2020).

Disampaikan, pemberian vitamin dilakukan selama dua minggu, untuk meningkatkan imunitas para santri setelah menjalani libur panjang di tempat tinggal masing-masing. Menurutnya, adaptasi dari daerah asal ke lingkungan pondok memerlukan kekebalan tubuh agar tak terserang virus.

“Selama ini seluruh ponpes sudah melaksanakan usaha kesehatan pondok pesantren atau ukestren yang didampingi puskesmas terdekat. Kita maksimalkan program itu dengan fokus pada pencegahan penyebaran virus Corona,” tegasnya.

Ditambahkan, pihaknya juga memberikan bantuan sabun cuci tangan kepada pengasuh pondok. Penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 juga terus digalakkan. Ponpes menyediakan ruangan isolasi bagi santri yang mengalami demam dan batuk. Sehingga mereka tidak bercampur dengan santri lain yang sehat.

Bupati Semarang Mundjirin meminta para santri dan pengasuh ponpes mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus Corona.

“Jangan sampai ada klaster penyebaran baru di pondok pesantren. Para santri dan pengasuh harus taat protokol kesehatan,” ujarnya.

Pengasuh Ponpes Amal Sholeh Shohibul Makmun menerangkan, sebanyak 123 orang santri telah menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum masuk Ponpes. Mereka berasal dari Pekalongan, Banten, Sulawesi, Semarang dan Salatiga serta Getasan.

“Santri wajib membawa surat keterangan sehat. Pembelajaran sejak 11 Juli lalu juga menerapkan physical distancing dan suhu tubuh para santri dicek setiap hari,” paparnya.

Penulis: */junaedi
Editor: Di, Diskominfo Jateng

Berita Terkait