Bupati Brebes Dampingi Gubernur Jateng Serahkan Insentif Guru Ngaji

  • 16 Apr
  • yandip prov jateng
  • No Comments

Kabupaten Brebes – Bupati Brebes Idza Priyanti mendampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyerahkan program bantuan insentif guru ngaji di Kabupaten Brebes. Bantuan tersebut diserahkan kepada 4.238 ribu guru ngaji di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Bukhori Desa Sengon, Kecamatan Tanjung. Senin (15/4) kemarin.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, lahirnya program tersebut berkat pasangannya memimpin Jateng kali ini, yakni Taj Yasin Maimoen, yang merupakan seorang kiai. Menggandeng guru ngaji se-Jateng menjadi impiannya bersama Gus Yasin, (sapaan wagub) untuk membangun sumber daya manusia. “Ketika itu (kampanye Pilgub 2018) Gus Yasin bilang, harus melakukan pembangunan manusia, maka dipilihlah guru ngaji yang digandeng. Ini adalah ungkapan terima kasih saya kepada para guru ngaji yang selama ini sangat ikhlas mengajar dan memberi contoh pada santri,” bebernya.

Di hadapan ribuan guru ngaji Kabupaten Brebes, Ganjar lantas mengenang sosok Imam Bukhori, yang kebetulan nama imam perawi hadits tersebut menjadi nama Ponpes yang dijadikan lokasi pembagian insentif. Ganjar mengisahkan telah ziarah ke Imam Bukhori di Samarkand, Uzbekistan, yang konon ditemukan oleh Bung Karno. “Alhamdulillah saya sudah ke sana. Konon, makam itu ditemukan Bung Karno. Dari cerita itu,  semua orang memuji Indonesia karena membangun makam Imam Bukhori,” tandasnya.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Tengah Farhani melaporkan, jumlah penerima bantuan insentif guru ngaji se-Jateng ada 171.131 ribu orang. Adapun jumlah bantuan sebesar Rp 205 milyar. “Mekanisme pemberiannya melalui Bank Jateng, karena kami telah bekerja sama guna pendistibusian bantuan tersebut,” terang Farhani.

Salah seorang penerima bantuan, Machwani Sulaiman, menyampikan Syukron katsiron jazakumullah (sangat bersyukur, mudah-mudahan Allah membalasnya). Semoga seterusnya lebih banyak dan para pemimpin negeri ini diberi panjang umur. “Saya telah menjadi guru ngaji selama 57 tahun, usia saya sekarang 77 tahun. Baru kali ini menerima bisyaroh atau insentif dari Pemerintah Provinsi Jateng,” terang Sulaiman.

Pemberian insentif dalam bentuk tabungan, sejumlah Rp 1,2 juta dibagi per tri wulan. Wajar rasanya jika Sulaiman begitu menggebu mengungkapkan kebahagiaannya itu. Bukan sekadar persoalan pemberian insentif, namun program pemerintah yang menggandeng guru ngaji itulah yang membuat hatinya berbunga-bunga. “Senang, alhamdulillah bersyukur. Orang yang tidak bisa bersyukur (berterima kasih) pada manusia, dia tidak bisa bersyukur pada Allah. Semoga pemerintah kita terus merawat Islam,” kata Sulaiman yang merupakan warga Siwungkuk Wanasari Brebes.

Dia juga mengatakan, selama ini mengajar Madin dianggap medan perjuangan, karena minimnya insentif yang mereka terima. Meski begitu, tekadnya tidak menciut, bahkan semakin bangga ketika mengetahui banyak santrinya yang lebih cemerlang pemikirannya dibanding dirinya. “Banyak santri yang alim, bahkan lebih alim dari saya. Insya Allah ini bisa meningkatkan kemampuan guru ngaji,” ujarnya.

Berita Terkait